Tragedi Tabrak Lari di Mahahan, Kapolresta Solo Akui Kesulitan Mengidentifikasi Mobil Secara Detail
Setahun sejak tragedi tabrak lari di Manahan, Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai menjelaskan sulitnya mengungkap pelaku.
Penulis: Inza Maliana
Editor: bunga pradipta p
Rupanya, semua CCTV yang ada, bila dimasukan dalam Digital Video Recorder (DVR), hasilnya terkompres.
Alhasil, Andy memanggil beberapa analisis CCTV yang ada di Surakarta untuk dibantu melacak.
Baca: Roy Suryo 100% Siap Bantu Polisi Ungkap Kasus Tabrak Lari di Overpass Manahan Solo
"Untuk melihat detailnya, kami juga sudah memanggil analisis CCTV yang ada di Solo."
"Ada beberapa yang diundang, tetapi yang paling jelas CCTV yang ada di overpass," terang Andy.
Sebab, CCTV yang berada di sepanjang jalan Slamet Riyadi dan Jalan Adi Sucipto, hanya sepintas saja.
Namun, hasil yang didapatkan masih kurang maksimal.
"Akhirnya rekaman CCTV yang kita dapatkan juga kirimkan ke Labfor, tapi kendalanya sama."
"Saat di-zoom menjadi pecah, jadi kesulitan identifikasi lengkapnya," paparnya.
Baca: Setahun Kasus Tabrak Lari Overpass Manahan Solo Belum Ada Titik Terang, Suami Korban Minta Keadilan
Beragam kemungkinan lain juga dilakukan oleh kepolisian.
Andy menjelaskan, pihaknya juga sampai menggelar razia dan menelusuri bengkel untuk mencari keberadaan pelaku.
"Dari hasil yang kita dapatkan, kita kesulitan mencari identitas lengkap dari kendaraan."
"Karena pada saat kejadian, pelaku di dalam mobil tidak terlihat, jadi hanya melihat kendaraanya saja," kata Andy.
Oleh karena itu, pihaknya hingga kini masih terus mengalami kesulitan untuk mencari keberadaan pelaku.
"Itulah sampai sekarang kita kesulitan untuk mengidentifikasi mobil pelaku secara detail," paparnya.
Diketahui sebelumnya, satu tahun berselang sejak peristiwa tabrak lari di Overpass Manahan Solo.
Namun hingga kini, penemuan pelaku masih buram.
Pelaku yang menabrak Retnoning Tri (54), warga Serengan Solo, pada 1 Juli 2019 lalu belum tertangkap.
Video kecelakaan tersebut sempat viral di media sosial Instagram pada Juli 2019 lalu.
(Tribunnews.com/Maliana)