Cerita ABK Indonesia di Kapal China yang Dianiaya Setiap Hari karena Perkara Sepele
Tak hanya tangan kosong, penganiayaan juga sering dilakukan dengan menggunakan besi, kayu dan peralatan lainnya
Editor: Sanusi
Saat pemeriksaan oleh personel patroli gabungan, ditemukan jenazah pekerja WNI atas nama Hasan Afriadi asal Lampung, yang disimpan di dalam peti pendingin ikan atau freezer.
Menurut pemeriksaan, terdapat 22 WNI yang bekerja di 2 kapal ikan asal China yang berasal dari perusahaan yang sama.
Kapal Berbendera China Telah 7 Bulan Berlayar
Kapal Ikan Asing Lu Huang Yuan Yu 117 dan 118 berbendera China ditangkap setelah diduga melakukan tindak pidana kekerasan yang mengakibatkan seorang ABK kapal Warga Negara Indonesia (WNI) meninggal dunia.
Diketahui di dalam kapal itu, aparat gabungan menemukan dua mayat ABK WNI di dalam lemari pendingin (freezer).
Kapolda Kepri Irjen Pol Aris Budiman menyebut kapal tersebut diduga telah berlayar selama 7 bulan.
"Kapal ini kurang lebih sudah berlayar selama 7 bulan bertolak dari Singapura ke Argentina dan begitu melewati perairan kita langsung dilakukan penyergapan dengan seluruh aparat yang ada di laut," kata Aris kepada wartawan, Kamis (9/7/2020).
Penangkapan kapal itu bermula dari laporan warga yang menyebutkan ada praktik tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di dalam kapal tersebut.
Dalam informasi yang diterima, ada sejumlah WNI yang meninggal dunia di dalam kapal tersebut.
"Seperti pengalaman sebelumnya sebagian besar tenaga kerja kita yang bekerja di kapal ikan asing itu diperlakukan secara tidak manusiawi dan berdasarkan dokumen untuk mereka bekerja sering kali dipalsukan dan tidak benar isinya, sehingga dugaan kami kedua kapal ini salah satunya merupakan tempat dilakukannya penganiayaan," jelasnya.
Dari informasi itu, aparat gabungan langsung menggelar operasi penangkapan kapal tersebut pada Rabu (8/7/2020) sekitar pukul 06.00 WIB.
Aparat pun mengerahkan helikopter untuk memburu kapal yang dikabarkan telah singgah di perairan Indonesia tersebut.
"Helikopter ikut bergabung melakukan pencarian melalui udara. Dan berdasarkan pengalaman bahwa anggota rawan sekali terkena serangan untuk itu kami saling bersinergi, saling membantu dalam mengamankan Kapal ini, termasuk juga tim Brimob kita terjunkan," jelasnya.
Tak perlu waktu lama, aparat gabungan pun menangkap kapal berbendera China tersebut.