469 Ekor Babi di Ende Mati Kena Flu Babi Afrika, Alami Demam hingga Keluar Cairan dari Dubur
Sebanyak 469 babi di Ende mati akibat flu babi Afrika. Awalnya demam hingga tak mau makan.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM- Sebanyak 469 babi di Ende mati akibat flu babi Afrika.
Awalnya demam hingga tak mau makan.
Selain itu, juga muncul cairan dari dubur, mulut dan hidung.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, NTT, Marianus Alexander mengatakan, 469 babi di daerah itu mati akibat diserang flu babi Afrika atau african swine fever (ASF).
Marianus menuturkan, kecamatan Maukaro tercatat pada angka tertinggi berdasarkan hasil rekapitulasi petugas pusat kesehatan hewan.
Kemudian disusul kecamatan dalam kota yakni, Kecamatan Ndona, Kecamatan Detusoko, dan beberapa kecamatan lainnya.
"Gejalanya memang sudah menciri ke virus ASF. Karena ciri-ciri itu seperti demam, tidak mau makan, ada cairan yang keluar dari dubur dan ada beberapa yang keluar dari mulut dan hidungnya," kata Marianus, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu malam.
Baca: Endus Pakaian Editor Metro TV Yodi Prabowo, Anjing Pelacak Hampiri Warung Kopi Dekat Lokasi Kejadian
Baca: Heboh Mayat Bayi Diseret Anjing dari Hutan, Jasadnya Sudah Tak Utuh Lagi, Tangan Hampir Hilang
Baca: Orang Rimba yang Tewas Dililit Ular Sempat Diduga Dibawa Makhluk Halus, Warga Libatkan Orang Pintar
Marianus mengatakan, untuk memastikan penyebab kematian ratusan babi tersebut, pemerintah kini tengah menunggu hasil uji laboratorium sampel yang dikirim.
Selanjutnya, proses pencegahan akan diperketat, agar penyebaran virus tidak meluas.
Marianus mengimbau, seluruh peternak untuk menerapkan sistem bio security atau tata cara sanitasi yang baik.
"Ada dua penyebab yang kami duga seperti colera dan virus ASF. Tetapi, kami masih tunggu hasil laboratoriumnya seperti apa. Kalau sesuai ciri-cirinya memang sudah menjurus ke ASF," ungkap Marianus.
Marianus mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Ende agar tidak mengkonsumsi daging babi yang telah mati meski tidak zoonosis.
Warga sebaiknya mengubur babi apabila mati dengan memiliki gejala-gejala tersebut.
Marianus mengatakan, memang ASF tidak menular ke manusia, tetapi secara ekonomi tentu dirugikan karena jumlah kematian sangat besar dalam waktu singkat.
"Jadi disarankan tidak konsumsi, karena limbah itu akan menjadi penyebar," kata Marianus.
Dalam pemeliharaan ternak, tambah dia, harus memperhatikan tiga hal pokok yakni sistem pengelolaan pakan, kesehatan, dan pengelolaan kandang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ratusan Babi di Ende Mati Diserang Flu Babi Afrika"