Istri Sudah Peluk Minta Tak Diceraikan, Suami Tetap Kalap Dan Mencekiknya Hingga Tak Bernafas
SS (20) seorang suami di Garut, Jawa Barat tega membunuh istrinya yang tadinya akan diceraikannya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, GARUT -- SS (20) seorang suami di Garut, Jawa Barat tega membunuh istrinya yang tadinya akan diceraikannya.
NF (17) meninggal lemas setelah dicekik sang suami, padahal ia sudah menghiba dan memeluk sang suami agar tak ditalak.
Sontak saja, insiden yang terjadi di dalam kamar pegawai pabrik tahu di Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut membuat heboh warga sekitar.
Kabar kematian NF yang berawal dari menenggak miras itu membuat warga tak percaya.
Sebab, korban dikenal sebagai sosok warga yang baik dan sopan.
Sehari-harinya, korban bekerja di pabrik kecap dan tinggal bersama orang tua di Desa Sukasenang Kecamatan Banyuresmi.
Baca: Soal Sidik Jari di Pisau, Ibunda Editor Metro TV Yodi Prabowo Tak Terima Anaknya Disebut Bunuh Diri
"Banyak warga yang merasa heran dan tak percaya begitu dengar kabar korban dianiaya setelah mabuk bareng suaminya,” kata Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan.
Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng mengatakan, sebelum tewas dibunuh oleh suaminya, korban sempat memohon sambil memeluk suaminya agar tak diceraikan.
Bukannya luluh, sang suami justru malah mendorong perempuan muda tersebut lalu mencekiknya hingga tewas.
Baca: Seorang Anak Diduga Bunuh Ayahnya, Pelaku Sempat Pangku Jasad Korban Sambil Menangis Tersedu-sedu
"Korban saat itu berusaha memeluk pelaku, tapi pelaku mendorong korban dan emosi hingga mencekik leher korban,” katanya.
Mendengar adanya keributan dari kamar korban, warga pun mendatangi rumah korban.
Namun nahas, korban sudah tergeletak tak bernyawa dengan mata melotot.
Warga berusaha membawa ke puskesmas namun nyawanya tetap tidak tertolong.
"Korban dinyatakan meninggal dunia Rabu (22/07/2020) dinihari, pukul 00.30 oleh pihak Puskesmas, korban dinyatakan meninggal dunia setelah dicek jantung, tensi dan denyut nadi,” kata AKP Maradona Armin Mappaseng mengutip Kompas.com