Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Kotoran Ayam, Warga Ponorogo Ini Selama 4 Tahun Keluar Rumah Harus Lompat Tembok

Wisnu Widodo, warga Ponorogo Jawa Timur nyaris terkurung di dalam rumah selama 4 tahun. Kotoran ayam (tahi ayam) pemicunya.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Gara-gara Kotoran Ayam, Warga Ponorogo Ini Selama 4 Tahun Keluar Rumah Harus Lompat Tembok
kompas.com/mita
Rumah Wisnu Widodo, warga Ponorogo yang ditembok tetangganya karena pelihara ayam. 

Lahan itu tak bisa diklaim sebagai hak milik.

Perselisihan dua warga itu pun sudah masuk ke pengadilan.

Hasilnya, pengadilan telah memenangkan Wisnu karena dirugikan atas pembangunan pagar tembok tersebut.

"Ketika surat pengadilan saya kasih, dengar-dengar mau banding si M," kata Kepala Desa Gandukepuh Suroso.

Rumah Mbah Sri Viral

Sebelumnya, rumah berukuran sekitar 2x4 meter di RT 1 RW 4 Kelurahan Bangunsari, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mendadak menjadi viral.

Rumah milik seorang nenek bernama Sri Mulyatni (70) ini menjadi perbincangan warganet setelah diunggah di Facebook oleh sebuah komunitas yang peduli terhadap keberadaan orang miskin di Ponorogo.

Berita Rekomendasi

Bukan hanya ukuran rumahnya yang menarik para netizen hingga menjadi perbincangan di media sosial.

Lokasi rumahnya yang digambarkan dalam postingan di facebook, rumah "Mbah Sri" berada di antara gang sempit, diapit rumah tetangganya.

Jalan ke rumah Mbah Sri digambarkan hanya bisa dilalui oleh orang kurus atau anak kecil. (Facebook/Ponorogo Peduli)
Jalan ke rumah Mbah Sri digambarkan hanya bisa dilalui oleh orang kurus atau anak kecil. (Facebook/Ponorogo Peduli) ()

Dalam postingan itu, disebutkan hanya ada satu jalan menyerupai lorong berukuran lebar sekitar 30 cm.

Padahal faktanya, lorong itu hanyalah jalan alternatif, sedangkan jalan utama berukuran sekitar satu meter.

Kepala Kelurahan Bangunsari, Dwi Cahyanto, mengatakan dalam postingan tersebut tidak seluruhnya benar.

Lorong sempit tersebut bukanlah satu-satunya akses ke rumah Mbah Sri.

"Lorong sempit itu bukan jalan utama, itu jalan alternatif, trabasan. Dan memang nggak lazim bila dipakai buat jalan. Lorong itu benar ada, tetapi jalan utamanya juga ada. Masih ada jalan, lebarnya sekitar satu meter," kata Dwi saat ditemui di lokasi, Senin (16/10/2017) siang.

Rumah mbah Sri tampak dari depan. (surabaya.tribunnews.com/rahadian bagus)
Rumah mbah Sri tampak dari depan. (surabaya.tribunnews.com/rahadian bagus) ()
Halaman
1234
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas