Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gara-gara Kotoran Ayam, Warga Ponorogo Ini Selama 4 Tahun Keluar Rumah Harus Lompat Tembok

Wisnu Widodo, warga Ponorogo Jawa Timur nyaris terkurung di dalam rumah selama 4 tahun. Kotoran ayam (tahi ayam) pemicunya.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Gara-gara Kotoran Ayam, Warga Ponorogo Ini Selama 4 Tahun Keluar Rumah Harus Lompat Tembok
kompas.com/mita
Rumah Wisnu Widodo, warga Ponorogo yang ditembok tetangganya karena pelihara ayam. 

Dwi menuturkan, sejak ramai diberitakan di media sosial, sejumlah petugas dinas sosial mendatangi Mbah Sri dan menawarinya untuk pindah ke panti jompo. Namun, Mbah Sri menolak.

Sementara itu, kepala RT 1 menuturkan selama ini, warga sekitar rumah Mbah Sri sudah memberikan bantuan.

Dikatakan, sejak Juli 2011 warga bergotong royong membantu Mbah Sri.

Sebulan sekali, warga secara suka rela menyumbangkan bantuan yang disimpan dalam kas.

"Sebulan sekitar 300 ribu, sesuai kebutuhan. Nanti dibelanjakan kebutuhannya sehari-hari, ada yang merawat namanya Jumiyati yang membelanjakan," katanya.

Ia menuturkan, Mbah Sri belum pernah menikah. Sebelumnya tinggal bersama lima orang saudaranya bersama orangtuanya di rumah berukuran sekitar 10x8 meter.

Namun, rumah itu akhirnya dijual oleh orangtuanya.

Berita Rekomendasi

"Dulu keluarganya ada, tinggal satu rumah berukuran sekitar 10x8 meter, tapi akhirnya dijual. Mbah Sri ditinggali dapur ukurannya sekitar 2x4 meter, yang sekarang ditempati itu. Saudaranya tinggal satu, tetap tidak jelas keberadaannya," katanya.

Sementara itu, ketika ditemui Mbah Sri mengaku enggan pindah dari rumahnya meski ditawari tinggal di panti jompo. "Mboten, kulo teng mriki mawon. (Enggak, saya tinggal di sini saja)," kata Mbah Sri.

Karena faktor usia, Mbah Sri sudah tampak lemah. Kedua matanya juga sudah tidak dapat melihat.

Sudah sekitar dua puluh tahun, Mbah Sri tinggal di rumah kecilnya.

Di dalam rumah terdapat satu tempat tidur, satu lemari pakaian, satu meja dan sebuah tembok setinggi meter yang menjadi pembatas dengan WC.

Atap rumahnya terbuat dari kerangka bambu sudah tampak rapuh, tanpa menggunakan plafon.

"Kalau hujan ya bocor," kata Mbah Sri.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas