Antusiasme Anak-anak Belajar di Lahan Pekuburan yang 'Disulap' Jadi Sekolah Darurat Saat Pandemi
Anak-anak belajar di TPU Dadi yang berada di tengah-tengah Kota Makassar. Bangunan ini tak berdinding dan hanya menggunakan atap seng.
Editor: Dewi Agustina
Ia juga mengungkapkan alasannya mendirikan bangunan Balla Online tersebut di wilayah TPU Dadi.
Ternyata, akibat konflik berpuluh-puluh tahun antara warga membuat Paleweri memilih lokasi pemakaman tersebut.
Baca: Cara Mengunakan Google Classroom, Layanan Gratis Belajar Online untuk Guru dan Siswa
Menurutnya, lokasi TPU Dadi berada di tengah-tengah pemukiman warga yang berkonflik.
"Sehingga tidak ada batasan untuk siapapun mau menjadi bagian dari Balla Online ini dan saya juga punya tujuan untuk menyatukan warga yang sudah lama berselisih paham ini dengan adanya Balla Online," tuturnya.
Upaya komunikasi dan koordinasi pun dijalin khususnya kepada pihak terkait seperti, tokoh masyarakat, lurah, Babinsa, termasuk pihak kepala kuburan.
"Alhamdulillah semuanya mendukung, alhasil dari koordinasi tersebut saya bersama warga setempat membangun bangunan sederhana ini," jelasnya.
Pada pengelolaannya, Paleweri mengajak rekannya yang merupakan Tokoh Masyarakat Kampung Tumpang, Faisal.
Faisal lah yang bertugas sebagai pengelola Balla Online dan mengontrol segala aktivitas di sekolah darurat tersebut.
Faisal mewakili masyarakat setempat sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan Paleweri.
"Ada dua hal positif yang bisa kita dapatkan dengan adanya Balla Online ini, pertama anak-anak di kampung tetap bisa belajar dengan fasilitas online dan masyarakat yang terblok-blok akhirnya menyatu," tuturnya.
Selain itu, ia juga mengatakan perekonomian masyarakat setempat bisa terbantu dengan adanya fasilitas wifi gratis ini.
Diketahui saat ini jumlah siswa SD sebanyak 40 orang dan SMP 27 orang.
Setiap harinya banyak aktivitas yang dilakukan, tak hanya belajar mata pelajaran umum saja namun juga wawasan umum untuk meningkatkan kemampuan para siswa.
Di malam hari, para siswa diajak untuk belajar mengaji. Spesialnya, para masyarakat setempat diberdayakan untuk menjadi guru ngaji.
Baca: Cerita Siswa di Simalungun Belajar Online, Tempuh Perjalanan 2 Km dan Panjat Pohon demi Dapat Sinyal