Istri ABK Kapal China Kirim Surat ke Jokowi, Tak Tega Penderitaan Agar Cepat Dipulangkan
Ingrid mengaku semakin khawatir tatkala ia mendapat kabar ada ABK yang meninggal karena sakit dan dilarung ke laut.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Tak tega dengan penderitaan sang suami yang anak buah kapal (ABK) selama di kapal China, membuat seorang wanita mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi.
Ingrid Frederica (31) istri dari ABK kapal China Samfarid Fauzi (33) berharap sang suami segera pulang ke Indonesia.
Surat yang ditulis warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah Ingrid Frederica (31) viral di media sosial.
Ingrid yang memposting ke akun pribadinya di Facebook dan Instagram berharap Presiden Jokowi bisa membantunya untuk bisa mencari dan memulangkan suaminya, Samfarid Fauzi (33), yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di kapal China.
Baca: Ingrid Tulis Surat Terbuka untuk Jokowi, Berharap Suaminya ABK Kapal China Segera Kembali
Menurut Ingrid, selain suaminya, ada enam ABK lainnya yang mengalami nasib serupa.
Hilang kontak dengan keluarganya sejak setahun terakhir.
"Terakhir kontak dengan suami saya Agustus 2019. Saat itu dia mengeluh tak sanggup lagi bekerja," kata Ingrid ditemani anaknya Kenzi (6) ditemui Kompas.com, di kediamannya, Selasa (4/8/2020).
Baca: Orang Tua ABK yang Hilang dari Kapal Fu Yuan Yu 1218 Minta Tangguh Jawab Pemerintah
Ingrid mengatakan, ada sejumlah alasan mengapa suaminya tak lagi sanggup bekerja di kapal China penangkap ikan.
Salah satunya, jam kerja tinggi dan tak memiliki cukup waktu untuk istirahat.
"Dia bilang tak sanggup. Mulai dari makanan tidak layak seperti bangkai ayam yang digoreng, obat-obatan tidak memadai, jam kerja siang malam, hingga hampir tidak ada waktu untuk istirahat," sebut Ingrid.
Baca: KM Bahari Indonesia Terbakar di Laut Jawa, 26 ABK Berhasil Dievakuasi
Ingrid menjelaskan, suaminya berangkat bekerja di kapal China pada April 2018 lalu.
Saat itu, suaminya menandatangani kontrak kerja dua tahun dengan agen penyalur PT Puncak Jaya Samudra asal Pemalang dengan gaji 300 dolar Amerika Serikat (AS) per bulan.
"Kalau dari PT Puncak meski sebelumnya terkesan tidak transparan, sekarang sudah proaktif mau berkomunikasi meski awalnya tidak mau jujur apa yang terjadi saat ditanya," kata Ingrid.
Menurut Ingrid, jika sesuai kontrak, suaminya kembali ke Tanah Air pada April 2020.