Terdampak Pembangunan Tol Solo - Jogja, Lahan di Desa Kapungan Klaten Dihargai Rp 2 Juta Per Meter?
Sejumlah warga telah mendengar isu yang simpang siur terkait nilai ganti untung dari lahan persawahan yang telah dipasangi patok.
Editor: Dewi Agustina
Sawah warisan dari orang tuanya itu telah dipasangi patok, tanda pembangunan tol Solo-Jogja.
Proyek pambangunan jalan tol Solo-Jogja ini bakal melewati kampungnya tersebut.
Menurut Fendi, sawah warisan orang tuanya itu dalam satu tahun bisa panen sampai tiga kali.
Disana, dia memiliki dua lahan sawah dengan luas 2.400 meter persegi dan 700 meter persegi.
"Dalam satu kali panen bisa mendapatkan sekitar Rp 6 juta sampai Rp 7 juta," katanya, Rabu (5/8/2020).
Sawah warisan tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan dari keluarga Fendi.
Sehingga, jika sawah warisannya ini terkena dampak pembangunan tol, dia berharap, ganti rugi yang diberikan sesuai.
"Kami harap nantinya kami mendapatkan ganti dari ini," kata Fendi.
Baca: Sawahnya Dipasangi Patok Pembangunan Tol Jogja - Solo, Fendi Berharap Dapat Ganti Rugi yang Sesuai
Uang ganti rugi tersebut, akan ia belikan tanah lagi.
"Nantinya akan saya belikan lahan sebagai penggantinya," kata Fendi.
Namun, dia sendiri belum bisa memastikan berapa ganti untung yang akan ia terima.
Fendi mengungkapkan, dalam konsultasi publik yang dia ikuti, agenda belum sampai membahas soal nilai ganti untung.
Fendi sendiri akan menunggu tahapan hingga penilaian dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) terhadap lahan persawahan yang dimilikinya itu.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Imbas Pembangunan Tol Solo-Jogja, Berkembang Isu Tanah di Kapungan Klaten Diharagai Rp 2 Juta/Meter