Kasus Covid-19 Melonjak di Purwakarta, Ada Satu Desa yang Harus Diisolasi, Pemerintah Beri Makanan
Penambahan jumlah pasien positif corona di Purwakarta terus mengalami peningkatan. Sebuah desa bahkan harus diisolasi.
Editor: Miftah
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNNEWS.COM - Penambahan jumlah pasien positif corona di Purwakarta terus mengalami peningkatan.
Sebuah desa bahkan harus diisolasi.
Pemerintah pun menyalurkan bantuan makanan bagi warga desa tersebut.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menyampaikan kabar mengejutkan terkait jumlah pasien positif Covid-19 hingga Jumat (14/8/2020).
Anne Ratna Mustika menyebutkan hari ini ada 37 orang positif Covid-19. Data tersebut didapatkan dari Dinas Kesehatan Purwakarta.
"Ini jumlah tertinggi semenjak ada pandemi di Indonesia juga utamanya di Purwakarta. Ini peringatan bagi kita semua," katanya.
Anne Ratna Mustika pun menegaskan perlu adanya upaya yang cepat agar penyebaran tersebut dapat dihentikan. Dari jumlah 37 orang itu, kata Anne Ratna, terdapat beberapa klaster.
"Ada klaster Wanayasa tepatnya di Desa Wanasari. Jadi, satu desa itu diisolasi (lockdown). Dan kami salurkan bantuan makanan untuk mereka yang diisolasi," ujarnya.
Klaster berikutnya, Anne Ratna menyebut ada di klaster industri di Jatiluhur sebanyak enam orang juga ada klaster tenaga kesehatan puskesmas di Kecamatan Purwakarta dan Pasawahan dengan masing-masing kecamatan enam orang.
Baca: Belajar Tatap Muka di Tiga SMP Dihentikan Sementara, Ada Positif Corona di Padang Panjang
Baca: Kota di Spanyol Larang Orang Merokok di Tempat Umum karena Khawatir Bisa Sebar Virus Corona
Baca: Pakar Sebut Potensi Tertular Virus Corona Covid-19 dari Produk Makanan Beku Rendah
"Ada juga klaster perusahaan di Bungursari yang positif lumayan banyak pula," katanya.
Secara keseluruhan, Anne Ratna mengatakan di Purwakarta telah ada sebanyak 98 orang yang positif.
Namun, kini hanya ada 37 orang dan meminta warga untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan.
"Kami mohon warga ringankan pekerjaan dokter dan perawat kita. Karena mereka bekerja 24 jam. Jangan sampai mereka yang sebagai benteng pertahanan kita juga terkena. Nanti siapa yang akan merawat juga mengobati warga yang sakit?" ujarnya.