Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Borong Mainan Dagangan Ngatimin sang Pejuang, 'Superman' Bagikan 2 Karung Mainan ke Panti Asuhan

Setelah borong mainan dagangan Ngatimin, Danar 'Superman' bersama rekan sesama alumni FEB UNS 1999 salurkan 2 karung mainan ke panti asuhan di Solo.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Borong Mainan Dagangan Ngatimin sang Pejuang, 'Superman' Bagikan 2 Karung Mainan ke Panti Asuhan
Kolase Tribunnews.com
Setelah borong mainan dagangan Ngatimin, Danar 'Superman' bersama rekan sesama alumni FEB UNS 1999 salurkan 2 karung mainan ke panti asuhan di Solo. 

"Saya merasa waktu kemarin muncul berita itu, karena jualannya di Boulevard UNS, saya sebagai alumni dan suka anak-anak, suka mainan superhero segala macam, saya punya ide kontak sama teman-teman alumni satu angkatan saja," beber Danar.

"'Siapa yang pengin borong mainan bapake?' awalnya begitu, terus teman-teman alumni tergerak."

"Dalam satu malam, akhirnya bisa untuk membeli dagangannya dan datang juga dua sampai tiga alumni," sambung Danar.

Menurut Danar, dari donasi yang terkumpul dalam satu malam, mereka lantas menggunakannya untuk memborong dua karung mainan dagangan Ngatimin senilai Rp 700 ribu, yang kemudian dibayarkan dengan Rp 1 juta.

Selain itu, Danar bersama rekan-rekan alumninya juga memberi sejumlah santunan pada Ngatimin.

"Sabtu (16/8/2020) malam, dalam satu malam, kami iuran, kami beli mainan anak-anak dagangannya Rp 1 juta."

"Yang dijual di lokasi itu paling harganya Rp 700 ribu atau berapa tapi kami beli Rp 1 juta kemudian kami kasih uang Rp 1,5 juta," kata Danar.

Baca: Ayah Ditembak Antek Belanda, Ngatimin Jadi Mata-mata Berjuang Bela Indonesia sejak Umur 16 Tahun

Berita Rekomendasi

Danar menambahkan, teman-temannya juga masih banyak yang ingin berdonasi untuk Ngatimin setelah kunjungan pada Senin kemarin.

Ia pun berencana untuk menyalurkan uang tambahan yang terkumpul untuk Ngatimin hari ini, Selasa (18/8/2020).

Kisah Ngatimin

Diberitakan TribunSolo.com sebelumnya, Ngatimin merupakan seorang pejuang yang pernah bertugas menjadi mata-mata bagi tentara Indonesia.

Dalam menjalankan tugas tersebut, ia juga harus mampu memerankan sosok yang ditugaskan sang komandan waktu itu.

"Komandan berkata ke saya, kamu saya kasih tugas pengawas musuh karena kamu masih di bawah umur tidak dicurigai musuh dan antek Belanda," kata Ngatimin.

"Kemudian, kamu harus pura-pura jadi anak tidak normal saat ketemu dengan tentara Belanda," imbuhnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas