Punya Asrama Layak, Anak-anak Suku Pedalaman Nabire Kini Tak Perlu Jalan Kaki 5 Jam ke Sekolah
Sebe SD Negeri Muko Tanah Merah tinggal di asrama darurat yang merupakan dapur rumah sang kepala sekolah, Agusthina Taihuttu.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anak-anak suku pedalaman Papua yang bersekolah di SDN Muko Tanah Merah, Distrik Yaro, Nabire, Papua, kini dapat tersenyum ceria setelah akhirnya bisa tinggal di asrama yang baru.
Kompleks Asrama Yaro yang mencakup asrama putra dan putri, ruang makan dan dapur, serta kamar mandi.
Kehadiran asrama ini diharapkan semakin memfasilitasi anak-anak pedalaman yang selama ini perlu menempuh hampir 5 jam perjalanan hanya untuk bersekolah.
Asrama lama yang diinisasi oleh para guru, dirasa sudah saatnya ditingkatkan kelayakan serta kapasitasnya agar anak-anak tadi dapat semakin fokus dan bersemangat bersekolah.
Bupati Nabire Isaias Dow saat awal pembangunan asrama ini mengatakan, kegiatan Bakti Nusantara selaras dengan salah satu misi Pemerintah Kabupaten Nabire meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, berilmu, berbudaya, dan berdaya saing.
"Dengan asrama yang layak dan memadai, serta kebutuhan pokok yang terus terpenuhi, anak-anak dapat belajar secara optimal sehingga kelak tumbuh menjadi manusia berdaya, sehingga mampu ikut andil memajukan Papua, khususnya Nabire,” ungkap Bupati.
Kompleks asrama ini diresmikan pada 15 Agustus 2020 lalu, terdiri dari 5 bangunan utama dan dibangun sebagai hasil kolaborasi antara Yayasan Tunas Bakti Nusantara (Bakti Nusantara) dengan Bosch Indonesia dan AFC Life Science dengan dukungan penuh pemerintah Kabupaten Nabire dan Kodim 1705/Paniai implementasi visi pemerataan kualitas sumber daya manusia untuk kemajuan Indonesia.
Baca: Otonomi Khusus Beri Kesempatan Putra Papua Kembangkan Potensi Ekonomi Wilayah
Bangunan pertama adalah asrama putra yang dibangun bersama Bosch Indonesia dengan nama Honai Chista yang diambil dari nama seorang dewi pengetahuan Persia.
Tiga bangunan lain, yakni asrama putri, ruang makan dan dapur, serta kamar mandi yang merupakan hasil kolaborasi dengan AFC Life Science yang diberi nama Helen Ariany Center.
Melengkapi asrama ini, terdapat meja dan kursi belajar, kasur, bantal, guling, hingga kitchen set serta meja dan kursi makan. Selain pembangunan asrama beserta isi kelengkapannya, anak-anak SDN Muko juga mendapatkan bantuan biaya hidup dari selama 5 tahun dari Bosch Indonesia sebagai upaya lain membantu kelancaran proses pendidikan mereka.
Agusthina Taihuttu, Sang Inspirator
Sebelum adanya asrama baru ini, anak-anak pedalaman Papua yang bersekolah di SD Negeri Muko Tanah Merah tinggal di asrama darurat yang merupakan dapur rumah sang kepala sekolah, Agusthina Taihuttu.
Dia adalah sosok pahlawan yang sudah mendidik dan mengasuh anak-anak karena tanpa adanya asrama darurat tadi, anak-anak harus menembus hutan selama berjam-jam hanya untuk bersekolah.