Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keraton Yogyakarta Tiadakan Mubeng Beteng Malam 1 Suro

Situasi tidak memungkinkan dan juga demi mentaati peraturan pemerintah pada tahun ini mubeng beteng ditiadakan.

Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Keraton Yogyakarta Tiadakan Mubeng Beteng Malam 1 Suro
TRIBUN JOGJA/ADROZEN AHMAD
Sekitar 500 warga melakukan laku tapa bisu Mubeng Beteng yang dimulai dari perempatan Tugu Yogyakarta menuju Keraton , Selasa (7/12/2010) malam. 

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Keraton Yogyakarta meniadakan Hajad Kawula Dalem Lampah Budaya Mubeng Beteng untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Tradisi ini bertujuan memperingati pergantian Tahun Jawa 1 Sura Jimakir 1954, yang jatuh pada Kamis (20/8/2020) besok.

"Situasi tidak memungkinkan dan juga demi mentaati peraturan pemerintah pada tahun ini mubeng beteng ditiadakan," ujar Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Condrokirono melalui keterangan tertulis, Rabu (19/8/2020).

Kidung Macapat sebagai rangkaian acara Mubeng Beteng di Keben, Keraton Yogyakarta, Selasa (11/09/2018) malam
Kidung Macapat sebagai rangkaian acara Mubeng Beteng di Keben, Keraton Yogyakarta, Selasa (11/09/2018) malam (Tribun Jogja/ Alexander Ermando)

Untuk diketahui, ritual 1 Suro dengan tradisi Tapa Bisu mengelilingi Benteng Keraton Yogyakarta biasanya digelar pada tengah malam hingga dini hari.

Dalam upacara adat tersebut, peserta Mubeng Beteng tidak diperbolehkan berbicara sepatah kata saat mengikuti prosesi Tapa Bisu.

Mubeng Beteng adalah tradisi sejak lama, yang bertujuan menyambut awal tahun baru penanggalan Jawa 1 Sura atau 1 Muharam.

Peserta Mubeng Beteng berjalan kaki kurang lebih 5 kilometer.

Baca: Pemasangan Patok Jalan Tol Yogyakarta Solo Mulai di Kalasan Sleman Dimulai Hari Ini

Berita Rekomendasi

Tradisi ini diikuti oleh ribuan warga sekitar Yogyakarta bersama para abdi dalem keraton.

Mubeng beteng dimulai dari Keben, di sekitar Bangsal Ponconiti Keraton Yogyakarta.

Setelah lonceng Kyai Brajanala di regol Keben dibunyikan sebanyak 12 kali, prosesi dimulai.

Abdi dalem yang telah mengenakan pakaian Jawa tanpa keris membawa bendera Indonesia beserta panji-panji Keraton Yogyakarta.

MEMBAWA TEMBIKAR - Paguyuban  Songsong Buwono pimpinan Raden Mas (RM) Ibnu Mutarto Pujokusumo, melakukan laku tapa bisu Mubeng Beteng yang dimulai dari perempatan Tugu Yogyakarta menuju Keraton , Selasa (7/12/2010) malam.
MEMBAWA TEMBIKAR - Paguyuban Songsong Buwono pimpinan Raden Mas (RM) Ibnu Mutarto Pujokusumo, melakukan laku tapa bisu Mubeng Beteng yang dimulai dari perempatan Tugu Yogyakarta menuju Keraton , Selasa (7/12/2010) malam. (TRIBUN JOGJA/ADROZEN AHMAD)

Rombongan abdi dalem berada di depan lalu masyarakat mengikutinya dari belakang, mereka terdiam dan hanya berdoa selama proses Mubeng Beteng.

Rute yang dilalui masyarakat dan abdi dalem Keraton yaitu mulai dari Keben, peserta melewati Jalan Rotowijayan, Jalan Kauman, Agus Salim, Wahid Hasyim, Suryowijayan.

Selanjutnya melewati pojok Benteng Kulon, MT Haryono, Mayjen Sutoyo, pojok Benteng Wetan, Brigjen Katamso, Ibu Ruswo, Alun-alun Utara dan kembali ke Keben.

Artikel ini telah tayang di Tribunbanyumas.com dengan judul Cegah Penyebaran Covid-19, Keraton Yogyakarta Tiadakan Tradisi Mubeng Beteng Malam 1 Suro

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas