Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Si Abah Dilepasliarkan ke Habitat Aslinya di Suaka Marga Satwa Gunung Sawal Ciamis

Saat dilepasliarkan Selasa siang, kondisi Si Abah benar-benar masih liar lazimnya macan tutul dewasa

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Si Abah Dilepasliarkan ke Habitat Aslinya di Suaka Marga Satwa Gunung Sawal Ciamis
Istimewa
Si abah, macan tutul yang hari ini dilepasliarkan ke hutan Gunung Sawal setelah direhabilitasi selama dua bulan 

“Biarkan Si Abah menjalani suksesi alaminya di Gunung Sawal. Jangan biarkan Si Abah mati karena ulah manusia, seperti masuk perangkap atau diburu.” ujar Dede.

Meski sudah berusia tua, 12 tahun dan ompong,  gigi taringnya sudah patah dan mengalami kerontokan kumis namun menurut keterangan dokter hewan yang memeriksanya, Si Abah masih kuat untuk reproduksi.

Membuahi macan tutul betina. Masih kuat untuk berkembangbiak.  

Setelah dilepasliarkan ke habitat aslinya di Gunung Sawal, mudah-mudahan Si Abah segera menemukan kembali keluarganya, betina dan anak-anaknya.

Berbeda dengan saat dilepasliarkan tahun 2018, ketika  dilepasliarkan tadi pagi, si Abah tidak lagi memakai kalung radiocollar di lehernya.

“Kalung (radiocollar)nya sudah dilepas. Radiocollar berfungsi efektif hanya selama 3 bulan. Tadi waktu dilepasliarkan, si Abah bebas tak berkalung,” katanya.

Dengan tidak adanya kalung radiocollar yang terpasang menurut Dede, untuk memantau dinamika Si Abah dan populasi macan tutul di Gunung Sawal akan mengandalkan 11 kamera pengintai yang terpasang di sudut-sudut strategis di hutan SM Gunung Sawal.

Berita Rekomendasi

”Dan tiap tahun ada kegiatan monitoring populasi, penyebaran dan seks ratio macan tutul di Gunung Sawal,” ujar Dede.

Setelah Si Abah dilepasliarkan Selasa (25/8) dengan dukungan penuh pejabat Pemkab Ciamis, TNI/Polri berikut akademisi diharapkan menjadi pertimbangan bagi warga yang akan melakukan upaya-upaya melawan hukum bila ada macan tutul masuk mendekati kampung dan memangsa ternak.

“Kalau ada macan tutul turun gunung segera koordinasi dengan aparat setempat atau hubungi call center BKSDA. Kami akan terus menyosialisasikan dan mengedukasikan tentang penyelamatan satwa liar yang dilindungi. Jangan pasang perangkap, apalagi ditangkap sampai dibunuh. Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk menghalau kembali macan tutul di hutan,” katanya.

Secara turun temurun warga sekitar hutan Gunung Sawal sebenarnya sudah punya tradisi cara menghalau kalau ada macan tutul yang nyasar masuk pemukiman atau mendekati pemukiman.

Seperti mengusir atau menghalaunya dengan bunyi-bunyian.

“Kalau sampai ada ternak yang dimangsa, memang perlu dipikirkan kerugiannya yang diakibatkannya.” ujar Dede.

Guna menghindari hewan ternak dimangsa macan tutul, jangan membuat kandang ternak mendekati hutan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas