Kisah Pilu Pendidikan di Pedalaman: Sekolah Beratap Terpal, Guru Datang Dua Minggu Sekali
Tidak ada satu pun tenaga pendidik yang bisa menembus wilayah tersebut. Bertahan-tahun mereka tidak bisa menikmati pendidikan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lokasi yang berada di kawasan terpencil, minum akses dan telekomunikasi tidak membuat warga di Dusun Ambatunin, Desa Uren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan berkecil hati.
Anak-anak di desa tersebut tetap semangat belajar meski bersekolah tanpa gedung dengan meja dan kursi seadanya.
Warga di Dusun Ambatunin tersebut sebelumnya memang tidak mengenal baca tulis. Penyebabnya akses menuju lokasi yang sulit menembus hutan perawan di Kalimantan.
Tidak ada satu pun tenaga pendidik yang bisa menembus wilayah tersebut. Bertahan-tahun mereka tidak bisa menikmati pendidikan.
Namun sejak Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan menegaskan beberapa guru di sana, warga terutama anak-anak kini bisa menikmati belajar mengajar dan bisa baca tulis.
Mereka dibuatkan satu tempat belajar tanpa bangunan. Hanya sepotong terpal melindungi mereka dari terik matahari, dengan fasilitas meja kursi seadanya.
Meski demikian, masalah belum mereda, mengingat akses yang terbatas, guru kunjung hanya mampu mampir dua pekan sekali, dengan proses belajar mengajar selama beberapa jam saja.
Baca: Menhan Prabowo Buka Pendidikan Mahasiswa Baru Program Sarjana, Magister, dan Doktoral Unhan TA 2020
Di tengah keterbatasan, animo bocah dusun sangat tinggi dalam menuntut ilmu. Mereka merasa senang bisa mengenyam pendidikan.
Suatu ketika para pemangku kepentingan di instansi terkait menengok ke lokasi minim akses pendidikan ini, mencari kebenaran kondisinya secara langsung. Saat tiba, mereka mendapati belasan siswa bersemangat untuk belajar, walaupun tidak ada sekolah di tempat tersebut.
Sehingga respek berinisiatif ingin membangun sekolah kecil, meski hanya satu ruang belajar. Kemudian dibangunkan pula rumah dinas dan kelengkapan bangunan lain, sebagai ruang guru dan toilet.
Proyek masuk anggaran tahun 2020 ini.
Wacana ini mendapatkan sambutan hangat masyarakat setempat. Bahkan warga telah bergotong royong menyediakan bahan bangunan dari kayu untuk fasilitas layanan pendidikan tersebut.
Mereka juga antusias, karena anak-anak bisa sekolah. Selain itu orang dewasa yang buta huruf serta tak bisa menulis juga dapat ikut belajar.
Baca: Sering Mangkir dari Tugas, Personel Polres Balangan Diberhentikan Tidak Dengan Hormat
Kasubag Prencanaan dan Pelaporan Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan, M. Iqbal Al-Banjar menceritakan butuh perjuangan untuk mencapai kawasan pedalaman tersebut.
Dusun Ambatunin merupakan anak desa yang jauh dari pusat daerah desa. Bahkan untuk menuju permukiman dusun ini, harus melewati pegunungan dan masuk hutan belantara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.