Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sempat Bertemu Pria yang Tinggal di Puncak Gunung Wilis, Pendaki Ungkap Hal yang Membuatnya Terkesan

Pendaki ceritakan hal mengesankan dari pertemuannya dengan Hamzah, seorang pria yang tinggal di Puncak Trogati Gunung Wilis selama 2,5 tahun ini.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Sempat Bertemu Pria yang Tinggal di Puncak Gunung Wilis, Pendaki Ungkap Hal yang Membuatnya Terkesan
Kolase Tribunnews.com
Pendaki ceritakan hal mengesankan dari pertemuannya dengan Hamzah, seorang pria yang tinggal di Puncak Trogati Gunung Wilis selama 2,5 tahun ini. 

"Dia udah selesai dengan urusan pribadinya kelihatannya, karena memang beliau sudah menjalani hidup seperti itu, bertapa, sejak tahun 2000-an. Jadi dia bertapa tidak 2,5 tahun tapi sejak tahun 2000," sambung Ari.

Baca: VIRAL Kisah Pria Tinggal di Puncak Gunung Wilis, Tidak Makan Nasi dan Daging

Selain itu, Ari menceritakan, ia juga dibuat tersentuh oleh kedermawanan Hamzah.

Menurutnya, dalam kondisi yang sangat terbatas, Hamzah memiliki keinginan tinggi untuk tetap berbagi dengan orang yang ia temui.

"Padahal beliau itu nggak punya apa-apa di puncak, kasarannya begitu, tapi sifat dermawannya itu muncul," bebernya.

Ari menceritakan, Hamzah sempat memberikan ramuan gunung yang dipercaya mampu mengobati penyakit asma yang diderita seorang temannya.

Selain itu, Hamzah juga mengenalkan berbagai tumbuhan lainnya di puncak yang bermanfaat menjadi obat.

"Mas Fajri dari Sulawesi, anggota kita, itu punya penyakit asma, sesak napas, lalu oleh Pak Hamzah beliau diberi akar angin."

Berita Rekomendasi

"Itu semacam lumut yang tumbuh di puncak gunung, yang konon bermanfaat untuk mengatasi itu," jelas Ari.

"Terus teman-teman yang lain diajari tentang tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat obat seperti sambung otot dan lain-lain, ya dicarikan sama beliau," tambahnya.

Baca: Video Viral Pria Pangku Wanita hingga Tarik Celana Pendek di Taman Probolinggo, Wali Kota Bertindak

Ari menambahkan, ia pun dibuatkan tongkat oleh Hamzah.

Padahal, menurut Ari, pembuatan tongkat tersebut cukup lama.

"Saya sendiri dikasih tongkat, padahal dia bikinnya kan lama dan kita nggak minta," kenang Ari. 

"Jadi dia rasa ingin berbaginya sangat tinggi, padahal tidak punya apa-apa, itu membuat saya sangat tersentuh," tambahnya.

Sementara itu, Ari mengatakan, Hamzah sempat bercerita bahwa kebutuhan hidupnya sehari-hari kadang kala juga terbantu oleh pemberian para pendaki.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas