Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Terima Lahan Petani Digusur dengan Alat Berat, Puluhan Ibu-ibu Nekat Buka Baju

Ibu-ibu di Desa Lubuk Mandarsah, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo Jambi nekat membuka baju untuk menghadang alat berat yang menggusur lahan.

Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Tak Terima Lahan Petani Digusur dengan Alat Berat, Puluhan Ibu-ibu Nekat Buka Baju
Kementan
Ilustrasi lahan yang mengalami kekeringan. 

Pertemuan itu mencari jalan keluar atas tindakan penggusuran yang dilakukan perusahaan di lahan petani Dusun Tanjung Pauh dan Sungai Landai, Desa Lubuk Mandarsah.

"Sebagian lahan milik petani Dusun Tanjung Pauh yang digusur itu sudah mengantongi sertifikat hak milik," kata Dodi.

Lebih jauh, Dodi menuturkan, pertemuan menghasilkan beberapa keputusan di antaranya, terhitung 20 September 2020, penggusuran lahan petani harus dihentikan dan PT WKS tidak melakukan upaya intimidasi dan kriminalisasi terhadap petani.

Emak-emak buka baju
Emak-emak saat menanam pohon pisang di lahan bekas tindakan penggusuran oleh PT WKS (KOMPAS.com/SUWANDI)

Namun, menurut Dodi, pada 26 September 2020, PT WKS melanggar kesepakatan dengan menjalankan alat berat menggusur lahan petani.

Puluhan ibu-ibu kemudian melakukan perlawanan.

Namun, tidak digubris perusahaan. Bahkan, Nyai Jusma terkapar dan pingsan di lokasi.

Sehari berikutnya, puluhan ibu-ibu kembali menggeruduk alat berat perusahaan di lokasi yang dijaga aparat keamanan.

Berita Rekomendasi

Dalam aksi itu, menurut Dodi, ibu-ibu melepas baju dan hanya mengenakan pakaian dalam.

Mereka berharap alat berat berhenti meratakan kebun petani.

"Aksi emak-emak itu sia-sia. Perusahaan tidak peduli dan tetap bekerja," kata Dodi.

Baca: Viral Wanita Diarak & Dipaksa Buka Baju karena Diduga Mesum, Video Sampai Disebar di Medsos

Dodi berharap, penyelesaian konflik secepatnya dilakukan dengan menentukan batas-batas lahan yang melibatkan petani dan bukan elite.

Ketua Serikat Tani Tebo (STT) Martamis mengatakan, petani kini khawatir PT WKS menguasai lahan dan menanam akasia di lahan mereka.

"Kami berharap perusahaan mengembalikan lahan kami yang sudah mereka rampas," kata Martamis.

Pasalnya, kebun yang digusur itu sudah ditanami sawit dan pisang.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas