Viral Air Laut Pantai Benteng Portugis Surut, Tampak Hamparan Pasir, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami
Video air laut Pantai Benteng Portugis yang surut menjadi viral di media sosial. Bahkan hamparan pasir berwarna coklat tampak terlihat.
Editor: Miftah
![Viral Air Laut Pantai Benteng Portugis Surut, Tampak Hamparan Pasir, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/viral-video-di-media-sosial-air-laut-di-pantai-benteng-portugis-kabupaten-jepara-jawa-tengah.jpg)
“Itu tidak benar,” tulis BPBD melalui layanan dalam pesan singkat, Selasa (29/9/2020) malam.
Dari keterangan warga sekitar, memang sempat terjadi surut namun biasanya air laut akan kembali pasang pada sekitar pukul sembilan malam.
Pihak Danramil, Polsek, Camat dan warga setempat juga diketahui telah melakukan koordinasi terkait kejadian tersebut.
Kajian ITB Tsunami 20 Meter
Ada potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa menurut hasil riset para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report pada pekan lalu.
Riset ini menurut salah satu anggota tim peneliti tersebut, Endra Gunawan, menggunakan analisis multi-data dari berbagai peneliti.
Sejarah gempa besar di kawasan Pulau Jawa selama ini tidak diketahui atau tidak terdokumentasi.
"Pascagempa 2004 di Aceh, beberapa peneliti melakukan pengambilan sampel, atau yang dikenal dengan paleoseismologi, untuk mengetahui sejarah gempa besar di masa lalu di kawasan tersebut," ungkap Endra kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2020).
Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa gempa besar yang di Aceh pada tahun 2004 lalu, pernah terjadi 600 tahun yang lalu.
Sedangkan di Jawa, dokumentasi tentang sejarah gempa besar tidak terdokumentasi dan tidak diketahui.
Riset yang dimulai sejak 5 tahun tersebut, mengusulkan pemodelan potensi bencana gempa bumi di zona subduksi di sepanjang selatan Jawa berbasis analisis multi-hazard dan multi-data untuk pengurangan risiko atau mitigasi bencana.
Terkait potensi tsunami dan gempa besar di selatan Jawa, Endra menjelaskan hasil riset itu berasal dari analisis data GPS dan data gempa yang terekam.
"Catatan gempa besar di pulau Jawa tidak terdokumentasikan, oleh karenanya, kami menggunakan GPS untuk mendeteksi potensi gempa yang dapat terjadi," ungkap Endra.
Berdasarkan data GPS menunjukkan adanya zona sepi gempa.