Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pasien Covid-19 di Jambi, Dikucilkan Warga, Kini Tak Miliki Penghasilan Hidupi Keluarga

Okta, nama samaran, menceritakan tentang kisahnya bagaimana bisa berada di RSUD Ahmad Ripin, Sengeti,

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Pasien Covid-19 di Jambi, Dikucilkan Warga, Kini Tak Miliki Penghasilan Hidupi Keluarga
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Ilustrasi: Peserta seleksi kompetisi bidang (SKB) bagi CPNS Pemkot Surabaya dengan hasil rapid tes reaktif menjalani tes usap (swab) usai mengikuti tes di GOR Pancasila, Kota Surabaya, Jawa Timur, Selasa (22/9/2020). Seleksi itu menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, mulai dari mengenakan masker, pelindung wajah, dan sarung tangan serta jarak antar peserta tes, termasuk memisahkan peserta dengan hasil rapid tes reaktif dalam bilik khusus. Sebanyak 1.142 orang mengikuti SKB CPNS Pemkot Surabaya selama 3 hari di mana dalam satu hari terdapat 3 sesi dengan peserta sebanyak 140 orang. Surya/Ahmad Zaimul Haq 

Masih belum puas dengan jawaban dokter yang ia temui, Okta pun mencari tahu orang yang ada di Bapelkes, Pijoan, Muaro Jambi.

"Setahu saya di sana itu isinya orang OTG semua seperti saya," lanjut Okta.

"Setelah mendapatkan kontak dari beberapa orang yang saya tanya, pasien di Bapelkes ternyata hanya diberi vitamin, buah, dan air mineral 2 liter, tidak ada obat lain yang diberikan. Tapi kok di sini kami diberikan obat," katanya.

Ia merasa seakan-akan perlakuan pihak rumah sakit terhadap dirinya dan teman-teman seperti disamakan dengan orang yang bergejala Covid-19.

"Saya hanya bisa berharap kami cepat mendapatkan tes swab selanjutnya, agar kami juga bisa cepat-cepat keluar dari sini,".

"Stres kami di sini. Hari-hari kami hanya penuh dengan tanda tanya. Kemudian kalau orang tua menelpon saya, selalu menangis. Sedih rasanya," ungkapnya.

Ia juga mengatakan hasil swab dari kedua orang tuanya serta kakak, kakak ipar, dan anaknya belum keluar.

Berita Rekomendasi

"Abang saya bilang, dari pihak puskesmas mengatakan kalau hasilnya akan keluar delapan hari ke depan," ujarnya.

Kemudian juga ia berharap agar orang tua dan keluarganya di rumah segera diberi bantuan oleh pemerintah.

Karena Okta dan kakak laki-lakinya adalah tulang punggung keluarganya.

"Saya sudah minta tolong kepada kepala desa saya, agar membantu orang tua saya.

Saya dan abang saya kan tidak bekerja selama isolasi. Lalu pendapatan kami dari mana ? Mereka pun juga di rumah saja menjalankan isolasi mandiri, tidak bisa ke mana-mana.

Saya mohonlah agar pemerintah memberi bantuan kepada keluarga saya," tutupnya kepada Tribunjambi.com. (Tribunjambi/Widyoko)

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Kisah 'Okta' Pasien OTG Covid-19 Tertular PNS Pemprov Jambi, Dikucilkan Warga Desa

Sumber: Tribun Jambi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas