Fakta-Fakta Pria Boyolali Bawa Jenazah Ibu Pakai Motor, Merasa Dizalimi Hingga Tanggapan Warga
Perasaan dizalimi itu membuat Sutejo akan memakamkan ibunya di pekarangan rumah sendiri.
Editor: Eko Sutriyanto
Mengutip keterangan warga setempat, Sutejo merupakan pribadi yang sangat tertutup sehingga tidak pernah bergaul.
"Dia (Sutejo) diketahui merasa takut jika bertemu orang," jelasnya.
Kapolsek melanjutkan berdasarkan keterangan Kadus Suwardi dan pengurus lingkungan Dukuh Bantulan, warga sekitar dan perangkat desa tidak tahu kalau Ginem meninggal.
"Tidak ada informasi juga jenazah akan dimakamkan di Bantulan.
Info di medsos adanya penolakan dari warga sekitar (Bantulan) terkait pemakaman adalah tidak benar," tandasnya.
Perangkat Desa Jembungan juga menyatakan, Ginem bukan warga desa mereka.
"Almarhumah masih penduduk Sucen, Simo.
Perangkat desa tidak tahu atau diberitahu Ginem sudah berdomisili di Jembungan," tandasnya.
Adapun Kasatreskrim Polres Boyolali, Iptu AM Tohari, menjelaskan rekaman amatir itu diambil pada Kamis (29/10/2020) sekira pukul 10.00 WIB.
Menurutnya, kronologi kejadian bermula ketika Ginem warga Sucen, Kedunglengkong, Simo, meninggal dunia.
Ginem mengembuskan nafas terakhir di rumah anaknya bernama Sri Sumiyati (60) di Bantulan, Jembungan, Banyudono.
Adik Sri Sumiyati bernama Sutejo berinisiatif membawa jenazah ibunda memakai sepeda motor.
Dia tidak berusaha meminta bantuan dari lembaga pemilik ambulans atau mobil jenazah.
"Jadi kemudian oleh adik Sri Sumiyati yang bernama Sutejo, jenazah ibunya dinaikkan motor yang diberi bronjong," ungkapnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (30/10/2020).
Baca juga: Program KSBB DKI Jakarta, Wadah Saling Bantu Lewati Krisis COVID-19
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.