Viral Pria Bawa Jenazah Ibu Pakai Bronjong Motor, Ngaku Tak Boleh Kuburkan Jasad di Pekarangan Rumah
Viral video seorang pria membawa jenazah ibu dengan bronjong motor. Pria tersebut mengaku dirinya tak diizinkan menguburkan sang ibu di pekarangan.
Editor: Miftah
"Daerah Simo (Kecamatan), iki gowo opo sih (ini bawa apa sih)," sambungnya masih panasaran.
"Iki wong opo udu sih, astaga (Ini orang apa bukan sih). Iki uwong deh mas kayae, wong mati deh (Ini orang deh mas sepertinya, orang meninggal deh)," kata dia lagi semakin penasaran.
Pria di sampingnya pun ikut mempertanyakan, "Mosok?," timpalnya.
"Tapi kok dinganu jarik, kui kan kaya anak tangane to kui (Tapi kok dibungkus kain jarik, itu kan seperti ada tangannya to itu)," jelas dia di depan pengendara motor itu.
Dari penelusuran TribunSolo.com, peristiwa itu ternyata terjadi di Dukuh Selorejo, Desa Kedunglengkong, Kabupaten Boyolali.
Ternyata memang benar, video itu memperlihatkan seorang pria yang membawa jenazah ibunya.
Jenazah yang dibawa itu adalah jenazah Ginem Suharti, yang meninggal pada usia 80 tahun.
Ginem merupakan warga Dukuh Selorejo RT 12 RW 4 Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali.
Pada Kamis (30/10/2020), Ginem meninggal dunia di rumah anaknya yang bernama Sutejo, yang berada di di Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali.
Sutejo kemudian membawa jenazah ibunya itu.
Jenazah dibawa naik motor layaknya barang dan diletakkan di bronjong motor GL 100-nya.
Belum diketahui apa maksud Sutejo membawa jenazah ibunya yang hanya dibalut kain jarik naik motor itu.
Belakangan, terungkap bila Sutejo, pria 50 tahun yang tinggal di Bantulan RT 3 RW 4 Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali itu dikenal sebagai pria yang pendiam dan tertutup dari warga.
Kapolsek Banyudono AKP Marjoko membenarkan bila video viral itu terjadi di Kecamatan Banyudono, Kabupetn Boyolali.
"Iya benar," katanya singkat saat dihubungi TribunSolo.com, Kamis (29/10/2020).
Fakta Sebenarnya
Marjoko mengatakan, pihaknya telah mencari tahu bagaimana fakta sebenarnya asal muasal Sutejo membawa jenazah ibunya.
Dari keterangan Perangkat Desa Jembungan, Suwardi, semula Sutejo bersama istri dan 2 anaknya merawat ibu kandungnya, Ginem, yang sakit di rumah.
Ginem diketahui meninggal dunia Kamis (29/10/2020) pukul 08.00 WIB.
Dari keterangan Sutejo, ia awalnya berencana memakamkan ibunya itu di pekarangan rumah.
Lalu, ia merasa jengkel karena dilarang warga memakamkan ibunya di pekarangan rumah.
Menurut Sutejo, warga beralasan ibunya bukan berasal dari desa tersebut.
Sutejo jengkel, kemudian membawa jenazah Ginem menggunakan sepeda motor dengan memakai bronjong.
Tujuannya, untuk dimakamkan pekarangan rumah keluarga yang berada di Desa Kedung Lengkong, Simo, Boyolali tempat kelahiran ibu Ginem.
Padahal, jarak rumah Sutejo dengan desa ibunya itu cukup jauh, sekitar 10 kilometer.
Ia membawa jenazah itu di jalan raya di siang bolong.
Jenazah Ginem, ibunda Sutejo, akhirnya dimakamkan di pemakaman umum yang terletak di sana.
Bukan Ditolak
Kapolsek Banyudono AKP Marjoko meluruskan pernyataan Sutejo bila tetangga Sutejo di Desa Jembungan menolak rencananya memakamkan ibunya di sana.
Warga bahkan tak mengetahui bila ibu Sutejo meninggal.
Belakangan, warga menyebut bila Sutejo merupakan orang yang sangat tertutup pada warga.
Marjoko juga mengakui Sutejo sangat sulit diajak berkomunikasi.
"Tadi Perangkat Desa Jembungan meluruskan, tidak betul isu di media sosial kalau ada penolakan dari warga. Mereka bahkan tidak tahu kalau ibu Sutejo meninggal, karena Sutejo itu orangnya tertutup dengan tetangga," kata Marjoko.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Penjelasan Lengkap Pihak Desa di Banyudono soal Warganya yang Viral Bawa Jenazah Ibunya dengan Motor