Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Maluku Barat Daya Tidak Rasakan Guncangan Gempa M 6,3

Gempa bumi mengguncang Maluku Barat Daya (MBD) dengan magnitudo 6,3 pada Minggu (1/11/2020) sekitar pukul 10.43 WIB.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Warga Maluku Barat Daya Tidak Rasakan Guncangan Gempa M 6,3
TRIBUN BATAM
Ilustrasi Gempa Bumi 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Gempa bumi mengguncang Maluku Barat Daya (MBD) dengan magnitudo 6,3 pada Minggu (1/11/2020) sekitar pukul 10.43 WIB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten MBD menginformasikan warganya tidak merasakan gempa tersebut.

"Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter gempa terjadi dengan M6,3 dengan titik gempa di laut atau 54 km barat laut Tepa, MBD. Gempa tersebut berada pada kedalaman 196 km," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam siaran persnya, Minggu, (1/11/2020).

Baca juga: Deretan Fakta & Penyebab Gempa Magnitudo 7 yang Guncang Turki: Lengkap dengan Video & Cerita Korban

Ia mengatakan berdasarkan pemodelan, gempa tidak memicu terjadinya tsunami. Gempa berdampak II MMI di Dobo dan II hingga III MMI di Saumlaki.

Kabupaten MBD merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku. Kabupaten ini berupa kepulauan dengan jumlah 17 kecamatan.

Tim Wave dari Universitas Brigham Young (BYU) melakukan kajian paleotsunami di kawasan ini pada dua tahun lalu.

Berdasarkan catatan dari tim ini, beberapa kejadian gempa bumi pernah terjadi di MBD, yakni pada tahun 1917, 1793, 1814, 1815, 1836, 1852, 1857 dan 1975.

Berita Rekomendasi

"Dari rentetan kejadian tersebut, secara statistik gempa terjadi 1 kali dalam kurun periode 37 tahun. Namun demikian setelah 42 tahun belum lagi terjadi fenomena alam tersebut sehingga kondisi ini mendorong perlunya perhatian dan kewaspadaan semua pihak, khususnya pemerintah dan masyarakat," katanya.

Sementara itu, tsunami pernah tercatat pada 1629, 1657, 1674, 1659, 1710, 1711, 1754, 1763, 1815, 1820, 1837, 1841, 1852, 1857, 1859, 1882, 1885, 1891, 1899, 1914 dan 1938.

Tsunami pada kurun waktu tersebut dipicu oleh gempa bumi di beberapa sumber seperti palung Timor, Banda dan sumber lain.

Saat melakukan kajian tsunami, Tim Wave memilih beberapa tempat untuk melihat hasil endapan, seperti dari lubang trenching di Pulau Moa dan Letti.

Dari hasil kajian, tim menemukan fosil organisme laut yang berada di dalam gua, Gua Raitawun, Desa Nuwewang, Kecamatan Letti, yang jaraknya 100 meter dari garis pantai.

Lalu pada pinggir pantai juga ditemukan bongkahan batuan dasar laut yang terangkat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas