Jogo Tonggo Desa di Boyolali Hadapi Pandemi, Jumat Berkah dan Karang Taruna sebagai Tonggak
Segala kegiatan di Desa Ngaliyan Boyolali ini, tak lepas dari penanganan covid-19 di wilayah Jawa Tengah, khususnya program Gubernur 'Jogo Tonggo'.
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Siti Nurjannah W
TRIBUNNEWS.COM - Ramai suara terdengar setiap Jumat pagi di satu desa.
Bahkan kesibukan ini selalu terdengar sebelum adzan subuh berkumandang.
Terlihat ibu-ibu desa mempersiapkan kayu yang diubah menjadi tempat makanan.
Susu, kangkung, tempe, tahu, hingga jajanan pasar ikut absen di kayu sederhana ini.
Ya, kayu sederhana yang dipasang di tengah desa menjadi kesibukan ibu-ibu di Dukuh Ngaliyan, RT 09, RW 02, Bendan, Banyudono, Boyolali.
Bukan hanya tempat makanan biasa, inisiasi perkumpulan ibu-ibu desa ini menyulap menjadi kayu Jumat Berkah.
Semua orang boleh mengambil makanan atau sayuran yang diletakkan di kayu ini.
Lalu darimana makanan ini diperoleh?
Lagi-lagi para ibu desa ini kembali menaruh decak kagum.
Mereka menaruh makanan atau sayuran dari rumah, untuk semua orang yang melewati kayu Jumat Berkah ini.
Baca juga: Gencarkan Gerakan Jogo Tonggo, Ganjar Pranowo: Bantuan Sosial Jangan Dipakai Rebutan, Memalukan
Kegiatan mulia ini dilakukan sejak pandemi Covid-19 mulai merajalela, khususnya di Jawa Tengah.
"Ya ini (Jumat Berkah) karena covid, semoga ya bisa seterusnya bisa berjalan," jelas salah satu pengurus Jumat Berkah, Wiwik Asmoro Budi Rahayu.
Pendapatan berkurang, jualan tak laku, bahkan hilang pekerjaan.
Tak sedikit dari masyarakat sekitar Bendan yang terdampak pandemi.
"Tujuannya untuk membantu kena dampak covid, karena nggak punya kerja, jualan agak susah," lanjutnya.
Enam bulan berjalan, kegiatan positif ibu-ibu PKK Ngaliyan ini hampir tak ada kendala.
"Sejak Maret, tidak ada kendala. Semua mendukung tidak hanya RT 09 saja, RT RT lain juga mendukung," lanjut Wiwik.
Aksi ini juga mendapat respon positif dari warga sekitar.
"Ini luar biasa membantu rakyat kita, membantu ekonomi selama pandemi, sangat meringankan kita," ujar salah satu ibu-ibu yang mengambil jumat berkah ini.
Baca juga: Lawan Virus Corona, Ganjar Pranowo Ajak Masyarakat Jogo Tonggo, Apa Maksudnya?
Tak perlu menunggu matahari meninggi, sayuran dan makanan yang sudah disiapkan ibu-ibu desa ludes diambil tetangga sekitar.
Kayu Jumat Berkah menjawab semua sesuai slogan untuk uri-uri Jogo Tonggo oleh Pemerintah Jawa Tengah.
Karang Taruna sebagai Tonggak
Bukan hanya orang tua, pemuda justru sangat berperan aktif dalam kegiatan jogo tonggo di Desa Ngaliyan, Boyolali ini.
Tak tentu waktu, karang taruna yang berjuluk Pesona 09 ini kerap tunjukkan eksistensinya.
Sejak awal wabah Covid-19 muncul di Indonesia, Pesona 09 tahan sindiran.
Demi keselamatan warga, Pesona 09 sudah lebih dulu memagari sudut desa.
Bahkan sebelum Pemerintah menerapkan Jogo Tonggo, Pesona 09 lebih dulu menjaga warga Ngaliyan.
Pemuda langsung tutup semua jalan, agar membatasi pergerakan warga sekaligus orang luar wilayah.
"Kalau masalah portal, sebenarnya lebih ke respon reaktif tentang adanya covid-19. Karena kita masih awam dengan covid-19 ya yang bisa kita lakukan ya dengan melindungi warga Ngaliyan dengan cara mempersempit pergerakan," jelas pengurus Pesona 09, Raden Deby Agung Prakoso.
Bukan tanpa alasan, hal ini mereka lakukan demi kesehatan bersama.
Meski banyak sindiran yang penuhi gendang telinga mereka.
Pesona 09 justru makin bersemangat untuk menambah kegiatan.
"Sebelum yang lain mulai reaktif kita sudah mulai aktif duluan, meski di tengah jalan aada pertentangan segala macem, bahkan sampai dengan warga kita sendiri ada gejolakan, tapi ya namanya adaptasi dengan hal baru yang tidak lazim, tentu ada banyak perubahan sosial tidak bisa serta merta diterima dengan mudah oleh masyarakat," jelas Deby.
Terlebih setelah data menunjukkan ada warga Kecamatan Banyodono yang terinfeksi virus corona.
Tak menunggu aba-aba dari pemerintah, Pesona 09 berinisiatif untuk mengumpulkan uang warga dan dari donatur untuk membantu warga terdampak Covid-19.
"Pemberian sembako semua murni dari dana muda-mudi. Sumber dananya dari kas dan donatur yang tidak mau disebutkan namanya. Ada pula donatur dari pihak luar," lanjutnya.
Dari semua kegiatan muda-mudi, Pesona 09 hanya ingin tegaskan visi misi mereka.
Yakni Pemuda, Kreatif, Manfaat.
Tag line tersebut selalu ditanam di setiap kegiatan.
"Muda-mudi adalah tonggak pembaharuan di suatu daerah khususnya di RT. Kreatif jadi kita pengen lepas dari rutinitas dari monoton, tujuan adalah merubah ke hal baik secara masif, jadi kita berubah untuk bareng-bareng. Terus manfaat, kalau di sini kita lebih 'kita anak muda' apa sih sumbang sih sama warga?' semuanya manfaat untuk diri sendiri, umumnya untuk masyarakat sekitar," jelas Debby lagi.
Debby kemudian memberikan saran dan tips bagi para karang taruna yang ingin melakukan jogo tonggo di masa pandemi.
Satu kunci yang paling penting adalah sikap leadership.
"Dalam sebuah perkumpulan kalau tidak ada mentor atau leader itu nothing, apalagi tantangan di Ngaliyan adalah orangnya masif, semua kalau ada yang mimpin insyaallah semua halangan dapat diatasi, menurutku leadership penting banget sama kekompakan," tegas Debby.
Meski bukan wilayah besar, kini tonggak muda-mudi di Ngaliyan dapat dikenal luas sebagai kumpulan pemuda yang kreatif dan manfaat, terlebih di saat pandemi.
Segala kegiatan di Desa Ngaliyan Boyolali ini, tak lepas dari penanganan Covid-19 di wilayah Jawa Tengah.
Dengan prinsip kemanusiaan dan melibatkan semua pihak, warga dapat ikut serta mencegah penyebaran virus corona.
Senada dengan program pemerintah Jawa Tengah, Jogo Tonggo: Mari bersama saling menjaga. Masyarakat merupakan garda terdepan untuk melawan covid-19. (*)