Viral Video Jenazah Pasien Covid-19 Dicongkel Mata dan Darah Bercucuran, Ini Fakta Sebenarnya
Video yang mengabarkan ada jenazah seorang pasien Covid-19 dicongkel matanya dan darah terus bercucuran viral di media sosial.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Video yang mengabarkan ada jenazah seorang pasien Covid-19 dicongkel matanya dan darah terus bercucuran viral di media sosial.
Video ini tersebar luas di berbagai akun Instagram memperlihatkan ada sejumlah warga yang tengah membuka kain kafan penutup jenazah.
Tampak ada bercak warna merah di kain yang diduga adalah darah dari jenazah.
Terdengar juga tangisan histeris saat warga lainnya menyaksikan kondisi tersebut.
Video diberikan narasi sebagai berikut:
"Jenazah pasien yang 'katanya' kena kopit di Probolinggo setelah dibuka ternyata kedua bola matanya sudah tidak ada, darah pun masih bercucuran
Petugas sempat melarang untuk melihat jenazah namun pihak keluarga memaksa karena yakin almarhumah tidak punya riwayat kontak dengan pasien kopit."
Baca juga: Penemuan Mayat di Lubang Bekas Galian Gegerkan Warga Gresik, Jenazah dalam Kondisi Terikat
Fakta yang sebenarnya
Koordinator Gakkum Gugus Tugas Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo, Ugas Irwanto, memberikan keterangan terkait video tersebut.
Ugas menegaskan, kabar yang menyebut mata jenazah dicongkel tidaklah benar.
"Matanya dicokel itu tidak benar," ujarnya kepada Tribunnews, Jumat (6/11/2020).
Ugas kemudian secara lengkap membeberkan keadaan sebenarnya dari jenazah yang ada di dalam video.
Ia menyebut, awalnya ada seorang warga Dusun Sukun, Alas Tengah Paiton berinisial M meninggal dunia dan terkonfirmasi positif Covid-19.
"Almarhumah sebelum meninggal kebetulan dirawat di RSUD Dr. Mohamad Saleh, Kota Probolinggo."
"Kemudian meninggal dengan status Covid-19," terang Ugas.
Ugas menambahkan, sebelum meninggal almarhumah juga didiagnosa penyakit penyakit stroke.
Baca juga: Isak Tangis Mewarnai Saat Jenazah Guru Ngaji Dibawa Dari Bogor Menuju Purworejo Untuk Dimakamkan
"Sebelum meninggal tensinya tinggi, sehingga memecah pembulu darah di otak. Maka keluar darah dengan sendirinya, pendarahan bisa melalui mata, hidung, telinga atau mulut, itu yang terjadi," beber dia.
Lantaran terkonfirmasi Covid-19, maka pengurusan jenazah almarhumah dilaksanakan sesuai dengan protokol Covid-19.
Ugas menjelaskan, ada sedikit perbedaan proses pemulasaran di Kota Probolinggo dengan kabupaten.
"Kalau di kabupaten ada kayu atau triplek untuk menyangga jenazah tetap dalam posisinya. Meskipun guncangan kuat tidak akan berubah. Kalau di kota tidak ada," imbuh dia.
Kemudian dalam perjalanan dari rumah sakit menuju ke rumah duka, jenazah almarhumah M mengalami perubahan posisi menjadi tengkurap, sehingga menyebabkan darah mengucur dari jenazah.
"Otomatis pendarahan mengalir begitu saja," tandas Ugas.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)