Tersangka Rudapaksa Siswi SMP di Buleleng Bertambah, Pelaku ke-11 adalah Mahasiswa
Ternyata gadis malang itu dirudapaksa oleh 11 orang dan pelaku yang terakhir tertangkap adalah mahasiswa.
Editor: Ifa Nabila
Fakta Kasus Siswi SMP Diduga Digilir 10 Pemuda
Kendati pihak kepolisian telah berhasil menangkap para pelaku, korban persetubuhan yang masih duduk di bangku kelas VIII SMP asal Kecamatan Buleleng, hingga saat ini masih diberikan pendampingan psikolog.
Pasalnya, hingga saat ini korban masih memiliki rasa trauma jika bertemu dengan orang asing utamanya laki-laki yang tidak ia kenal.
Anggota Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Perlindungan Anak, Bella Savira Fitriana mengatakan, kondisi psikis korban saat ini sejatinya sudah mulai stabil.
Bahkan mulai bisa bercanda dengan keluarganya, serta mulai ikut pembelajaran sekolah secara daring.
Namun demikian, pihaknya tetap ingin memastikan agar korban mendapatkan dukungan baik oleh keluarga maupun lingkungannya, untuk menjaga kestabilan psikis korban.
“Sekarang kami masih melakukan home visit, kami akan melihat bagaimana situasi di rumah dan lingkungannya. Sampai saat ini korban juga takut ketemu orang yang tidak dikenal apalagi laki-laki. Dia juga masih takut berkomunikasi dengan teman-temannya, karena temannya selalu menanyakan tetang kejadian yang menimpa korban,” ucapnya.
Bella pun mengakui, selama melakukan pendampingan, pihaknya juga menemukan masalah baru.
Di mana, ibu korban sebut Bella, kini juga merasa syok atas kejadian yang menimpa anak kandungnya itu.
“Ibu korban sampai saat ini masih menangis, dia juga syok dengan kejadian yang menimpa anaknya . Ini jadi PR kami juga untuk memberikan konseling,” terangnya.
Baca juga: Ibu Mimpi Anak Masuk Kamar Mandi Diikuti Ayah, Ternyata Suami Hamili Putrinya di Kampung
Sampai kapan psikis korban bisa betul-betul pulih?
Bella menyebut, berdasarkan hasil hitung-hitungan pihaknya, tingkat trauma korban berada di skor 65-70.
Artinya pemulihan bisa cepat dilakukan, dengan catatan lingkungan disekitar rumahnya, maupun teman-teman di sekolahnya ikut mendukung korban melupakan kejadian tersebut.
“Lingkungan harus punya pikiran positif kepada korban. Kalau lingkungan punya pikiran negatif itu akan membuat korban jadi down lagi.