Kerumunan Massa Rizieq Shihab di Megamendung: 400 Orang Dites Swab, 5 Positif Covid-19
Ridwan Kamil melaporkan ada 5 orang positif Covid-19 di kerumunan massa di Megamendung, Bogor, Jabar beberapa waktu lalu.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, melaporkan ada 5 orang positif Covid-19 dalam kerumunan massa di Megamendung, Bogor, Jabar beberapa waktu lalu.
Laporan tersebut ia berikan setelah memberikan klarifikasi di Gedung Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Jakarta, hari ini.
Hasil tersebut didapatkan setelah dilakukannya tes swab kepada ratusan orang dalam acara yang dihadiri oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab itu.
Baca juga: Hadir Pemeriksaan di Bareskrim, Ridwan Kamil: Bukan Diperiksa Tapi Dimintai Keterangan
Baca juga: Ridwan Kamil Bakal Diperiksa Terkait Acara Habib Rizieq di Megamendung, Ini yang Akan Digali Polisi
"Sudah kita periksa 400 warga yang berkumpul di sana dengan tes swab anti gen, 5 orang positif Covid-19."
"Jadi kesimpulannya, kerumunan itu membahayakan," kata Ridwan Kamil setelah dikutip dari siaran Breaking News KompasTV, Jumat (20/11/2020).
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini selanjutnya membeberkan kronologi dari gelaran acara tersebut.
Awalnya, pihak camat dan Satgas Covid-19 di Kabupaten Bogor menerima laporan bahwa acara tersebut hanya salat Jumat dan peletakan batu pertama masjid.
"Bukan acara besar yang mengundang (massa, red), hanya acara rutin," ucap Emil.
Ia juga mengaku sudah melakukan tindakan pencegahan dalam acara tersebut.
Namun, tidak disangka euforia masyarakat tergolong besar.
"Dari masyarakat tidak hanya mengikuti, tapi juga ingin melihat. Itu yang membuat situasi menjadi sangat masif," urai Emil.
Melihat kondisi tersebut, pelaksana lapangan memiliki dua pilihan, melakukan tindakan persuasif humanis atau represif.
Baca juga: Soal Perizinan Acara Rizieq Shihab, Ridwan Kamil Akui Sudah Kirim Pesan Peringatan, Begini Isinya
Baca juga: dr Tirta: Kalau Pak Anies Dipanggil, Harusnya Pak Ridwan Kamil dan Pak Ganjar Juga Dipanggil
Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, utamanya untuk menghindari gesekkan, dipilihlah tindakan persuasif humanis.
"Maka pilihan dari Kapolda Jawa Barat saat itu memutuskan memilih pendekatan humanis non represif."