Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi Pembunuhan Terjadi di Tempat Karaoke Diva Prabumulih, Satu Orang Tewas Terluka Parah

Aksi pembunuhan terjadi di sebuah tempat karaoke pada Rabu (25/11/2020). Seorang pria tewas terluka parah.

Editor: Miftah
zoom-in Aksi Pembunuhan Terjadi di Tempat Karaoke Diva Prabumulih, Satu Orang Tewas Terluka Parah
Tribun Sumsel/ Edison
Korban pembunuhan sadis di tempat karaoke keluarga Diva di Jalan Jendral Sudirman Kelurahan Wonosari Kecamatan Prabumulih Utara kota Prabumulih, Rabu (25/11/2020). 

Keduanya tinggal bersebelahan di Dusun Tanggung, Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung.

Korban tewas dengan cara mengenaskan.

Dia dihajar menggunakan tiga benda keras berupa bor listrik, bangku kecil, dan tang besar.

Karena pukulan dari Budi, rambut Ni’ma tercerabut dan tersangkut di bangku kecil.

Baca juga: Pembunuhan Ibu 2 Anak di Tulungagung, Pelaku Dendam pada Suami Korban, Ada Cinta yang Tak Sampai

Baca juga: Seorang Karyawan di Tangerang Nekat Bunuh Bosnya

Baca juga: Suami Tega Bunuh Istri, Keluarga Korban Nilai Ada yang Janggal, Diduga Dihabisi di Tempat Lain

Personel Unit Inafis, Satreskrim Polres Tulungagung melakukan olah TKP tambahan di Dusun Tanggung, Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung.
Personel Unit Inafis, Satreskrim Polres Tulungagung melakukan olah TKP tambahan di Dusun Tanggung, Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung. (David Yohanes/Surya)

Empat giginya juga rontok, sementara polisi hanya menemuan tiga di antaranya.

Di lingkungan tempat tinggalnya, Ni’ma dan suami dari kalangan orang terhormat.

Mereka berasal dari keturunan kiai, sehingga suaminya, Nuril Huda (50) dipanggil gus (panggilan kehormatan untuk anak laki-laki kiai).

Berita Rekomendasi

“Kalau Pak Huda putra dari Mbah Kiai Marzuki. Kalau Bu Ni’ma berasal dari Desa Jeli (Kecamatan Karangrejo),” terang Suwito, salah satu kerabat korban, Senin (23/11/2020).

Nuril adalah sepupu dari Kiai Asmungi, yang kini juga Ketua DPD Golkar Tulungagung, dan Wakil Ketua DPRD Tulungagung.

Menurut Suwito, dulunya ada madrasah saat Kiai Marzuki masih ada.

Namun selepas itu madrasah dipindah dan dijadikan satu di tempat Kiai Asmungi.

“Jadi Bu Ni’ma dan Pak Huda masih sangat dihormati sebagai tokoh agama,” sambung Suwito.

Sebelumnya Budi mengaku dendam kepada Nuril, karena sering ditegur dan dikatai karena dirinya kerap mengambil air dari musala.

Selain itu Budi juga dendam karena Nuril membatalkan rencana pavingisasi jalan di antara rumah mereka.

Halaman
123
Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas