Siswi SMP Dirudapaksa 10 Tetangga dan Saudara, 2 Pelaku Tokoh Masyarakat Lansia, Dilakukan Setahun
Dua tokoh masyarakat itu berusia 70 tahun dan 73 tahun. Kejadian memilukan itu berlangsung selama setahun di Tasikmalaya.
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswi SMP berumur 14 tahun menjadi korban rudapaksa 10 orang pria dewasa.
Pria dewasa itu di antaranya tetangga, saudara, bahkan tokoh masyarakat setempat.
Dua tokoh masyarakat itu berusia 70 tahun dan 73 tahun.
Kejadian memilukan itu berlangsung selama setahun di Tasikmalaya.
Baca juga: Siswi SMP Dirudapaksa 10 Pria Dewasa, Terbongkar saat Seorang Pelaku Keceplosan di Depan Tetangga
"Kami awalnya mendapatkan laporan dan mendampingi seorang siswi perempuan umur 14 tahun yang telah disetubuhi oleh 10 orang pelaku tetangganya. Para pelaku justru para tetangganya dan bahkan ada masih saudaranya. Semua pelaku berusia dewasa," jelas Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto di kantornya, Rabu (25/11/2020).
Ato menuturkan, kejadian ini bermula saat salah seorang pelaku keceplosan mengaku ke para tetangganya yang sedang nongkrong di depan rumahnya telah menyetubuhi korban.
Pengakuan itu langsung ditanggapi oleh salah satu tokoh masyarakat lainnya dan segera melapor ke ketua RW.
Informasi itu pun langsung sampai ke kepala desa setempat sampai akhirnya dilaporkan ke Polres Tasikmalaya.
"Jadi korban selama ini selalu mendapatkan ancaman dari para pelaku. Saat menolak, korban kerap diancam akan dibunuh oleh para pelaku dan terpaksa korban melayaninya," tambah Ato.
Baca juga: POPULER Santri Tetap Salat Jumat Meski Kehujanan | Oknum TNI Mutilasi Istri demi Selingkuhan
Selama proses penyelidikan, tambah Ato, korban dan keluarganya selalu diintimidasi oleh para pelaku.
Pihaknya pun langsung mendatangi keluarga korban untuk pendampingan sampai akhirnya seluruh keluarga serta korban diamankan oleh KPAID Kabupaten Tasikmalaya.
"Kalau sesuai pengakuan korban, selama ini ada 6 orang yang sering menyetubuhi dan 4 orang menggauli korban yang semuanya masih tetangganya," ujar dia.
Sampai sekarang, KPAID pun masih mendampingi korban dan keluarganya selama proses penyelidikan kasus ini oleh kepolisian.
Korban dan keluarganya terus diintimidasi oleh para pelaku karena sebagian dikenal sebagai tokoh masyarakat.