Gubernur Ridwan Kamil Prioritaskan Vaksin Covid-19 Untuk Nakes dan TNI/Polri
Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, mengatakan tenaga kesehatan, TNI dan Polri mendapat prioritas karena mereka lah pejuang garis depan
Editor: Hendra Gunawan
![Gubernur Ridwan Kamil Prioritaskan Vaksin Covid-19 Untuk Nakes dan TNI/Polri](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/vaksin-covid-19-sinovac-tiba-di-indonesia_20201207_223425.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menetapkan tenaga kesehatan, aparat TNI dan Polri sebagai prioritas tertinggi mendapatkan vaksin Covid-19 di Jawa Barat.
Sebanyak 1,2 juta dosin vaksin Covid-19 Sinovac telah tiba di Tanah Air, Senin (7/12) dari Tiongkok. Begitu tiba, vaksin itu langsung disimpan di Bio Farma, Bandung.
Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, mengatakan tenaga kesehatan, TNI dan Polri mendapat prioritas karena mereka lah pejuang garis depan melawan penyebaran Covid-19.
"Kita di Jawa Barat jika diminta prioritas vaksin, maka kita prioritaskan sebanyak 350.000 untuk tenaga kesehatan dan 150.000 untuk TNI Polri yang bertugas langsung dalam mengatasi pandemi di garis depan," kata Kang Emil ini di Markas Kodam III Siliwangi, Senin (7/12).
Namun, Kang Emil mengaku tidak tahu berapa dari 1,2 juta dosis vaksin itu yang dialokasikan untuk Jawa Barat.
Baca juga: Vaksin Sinovac Disimpan di Suhu Dua Derajat
"Belum ada arahan pemerintah. 500 Ribu, sejuta atau 1,2 juta, kami belum tahu. Tapi urutan kita, kalau pakai saf, saf yang pertama itu tenaga kesehatan, saf keduanya TNI-Polri, saf 3 adalah mereka di zona merah," katanya.
Soal zona merah di Jabar, Kang Emil, menyebutnya sebagai kawasan berisiko tertinggi penyebaran Covid-19. Di Jabar, Kang Emil menyebut, Bogor, Depok, Bekasi dan Bandung Raya yang sering jadi zona merah.
Dalam wawancara terpisah, Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, vaksin akan dibagikan secara bertahap.
"Kami di Jawa Barat mempriortaskan daerah dengan yang berisiko tinggi (zona merah) dulu, bila ada kuota vaksin yang disampaikan dari pemerintah pusat," ujar Setiawan Wangsaatmaja di Hotel Pullman, Kota Bandung, Senin (7/12).
Sama seperti Kang Emil, Setiawan juga mengaku belum tahu berapa jumlah dosis yang menjadi jatah Jabar.
Baca juga: Cerita Ilmuwan Indonesia Jelang Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer di Inggris
"Tetapi kalau sesuai kriteria pertama, penerima vaksin itu berusia 18-59 tahun, tidak berisiko, dan sebagainya. Dengan kriteria yang disampaikan pertama, kami paham betul ini harus ada prioritas. Jadi prioritasnya zona merah, lalu dari zona merah tersebut kita kriteriakan lagi yang paling visible berapa, misal di Bodebek 2,6 juta orang yang kita prioritaskan, kemudian di Bandung Raya," katanya.
Kata Setiawan, idealnya vaksin diberikan pada 60 persen penduduk Jabar atau sekitar 25-26 juta jiwa. Ia juga mengatakan, pemprov sudah melakukan simulasi pemberian vaksin di dua kota dan satu kabupaten.
"Karena di puskesmas space-nya terbatas, dari hasil simulasi ketahuan bahwa setiap individu yang divaksin itu memerlukan waktu 30 menit ke atas. Artinya ketika dalam waktu tunggu tersebut hadir masyarakat yang ingin divaksin lagi, itu terjadi penumpukan. Seyogyanya Pak Gubernur bilang vaksinasi ini bisa dilakukan di ruangan besar, misal gelanggang olah raga atau gedung besar lainnya," ujar Setiawan.
Baca juga: Cerita Ilmuwan Indonesia Jelang Penggunaan Vaksin Covid-19 Pfizer di Inggris
Sebelumnya diberitakan, vaksin Covid-19 Sinovac tiba di Tanah Air dari Tiongkok pada Minggu (6/12).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.