Gadis Cantik Teller Bank Tewas Ditikam 25 Kali, Polisi Kini Mulai Peroleh Petunjuk
Sementara dari hasil pemeriksaan tim Inafis Polresta Denpasar, diketahui korban meninggal dunia akibat kehabisan darah
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Polisi mulai menemukan petunjuk terkait kasus pembunuhan teller bank berwajah cantik di Denpasar.
Terkait perkembangan kasus pembunuhan pegawai bank Ni Putu Widiastiti (24), polisi kini tengah mengumpulkan bukti-bukti lainnya terkait kematian dan siapa pelaku di balik kematiannya.
Berdasarkan keterangan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan didampingi Kasat Reskrim Kompol I Dewa Putu Gede Anom Danujaya, pihaknya hingga kini masih terus mengumpulkan bukti-bukti dari kasus yang menewaskan karyawati teller bank BUMN tersebut.
Termasuk mengungkap siapa dalang dari pelaku pembunuhan pegawai bank di Jalan Kerta Negara, Gang Widura, Nomor 24, Banjar Poh Gading, Ubung Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali.
Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan menuturkan, sosok pelaku sudah mulai mengarah ke seorang, namun untuk menyakinkan hal tersebut masih butuh pendalaman.
Hingga saat ini pihaknya masih terus mendalami dan memperkuat bukti-bukti yang sudah dikumpulkan selama beberapa hari ini.
Baca juga: Polisi Bunuh Diri dengan Tembakan hingga Kenai Istri, Anaknya yang Polisi Juga Tertembak di Dada
"Nanti kita mengkolaborasikan bukti-bukti identifikasi dari handphone, cctv dan lainnya yang kita sudah dapat. Orang yang dicurigai juga sudah ada," ujarnya.
"Ya masih dalam penguatan bukti-buktilah (pelaku). Sudah mulai mengarah. CCTV ada yang terlihat baru satu orang. Tapi kita masih kembangkan lagi," terang Kombes Pol Jansen didampingi Kasat Reskrim Kompol Anom Danujaya, Rabu (30/12/2020).
Ni Putu Widiastiti yang biasa disapa Ewik ini, diketahui tinggal di rumah (TKP) milik orang tuanya tersebut sudah setahun lebih.
Perempuan yang berasal dari Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali ini selama masa hidupnya juga dikenal sangat ceria dan friendly.
Baca juga: Terkait Pembunuhan Remaja Berusia 14 Tahun, Wali Kota Banjarmasin Minta Hotel Perketat Masuknya Tamu
Namun demikian, diakhir hidupnya ia ditemukan tewas dengan kondisi memilukan.
Diduga kuat merupakan pembunuhan dan pencurian oleh seorang yang kini masih diselidiki lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
Meninggalnya korban dipastikan karena kehabisan darah setelah mengalami luka sebanyak 32 kali di tubuhnya, diantara 32 luka tersebut ada 25 luka tusukan mirip pisau dapur.
"Pisaunya ada yang kita temukan di TKP, mirip dengan pisau dapur tetapi kita masih coba dalami kemungkinan ada barang bukti yang lainnya. Motornya juga masih penyelidikan. Motor (milik korban) Scoopy warna merah putih," tambahnya.
Mengenai pengungkapan kasus ini, Kapolresta Denpasar meminta masyarakat untuk mendoakan agar kasus ini bisa segera terungkap dan pelaku bisa kita temukan secepatnya.
"Kalau dari hasil CCTV, itu kita masih dalami, yang pasti sudah mulai mengarah. Ya mohon doanya lah, semoga segera didapat (bukti-bukti lengkap). Semoga secepatnya kita bisa ungkap pelakunya," tutur Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Rabu (30/12/2020).
Pacar Histeris
Ni Putu Widiastuti seorang pegawai bank di Kuta ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya Jalan Kerta Negara, Gang Widura, Nomor 24, Dusun Poh Gading, Desa Ubung Kaja, Denpasar, sekitar pukul 08.30 Wita.
Orang yang pertama kali menemukan korban adalah Gede Hara Yogi Swara (28), yang merupakan pacarnya.
Baca juga: Karyawati Bank Korban Pembunuhan di Rumahnya Terindikasi Kena Covid-19, Pacar juga Jalani Tes Swab
Saat tiba, Yogi melihat pintu pagar dan pintu rumah sudah terbuka.
Rasa cemasnya makin membuncah, dan perasaannya mulai tak enak.
Yogi bergegas mencari tahu keberadaan pacarnya, yang tinggal seorang diri di rumahnya yang besar itu. Ia makin curiga setelah melihat bercak darah di lantai rumah.
Dan saat memasuki kamar Putu Widiastuti di lantai dua, betapa kagetnya Yogi melihat sang pacar sudah tergeletak tak bernyawa di atas tempat tidurnya.
Dalam kondisi syok dan panik, Yogi berteriak-teriak meminta tolong warga sekitar.
Beberapa warga lalu berdatangan melihat keadaan sekitar rumah, namun tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah.
“Saya temukan di lantai dua, di kamar tidurnya sudah tidak bernyawa. Lalu saya berteriak minta tolong kepada warga,” tutur Yogi setelah penemuan jenazah pacarnya, kemarin pagi.
Putu Widiastuti ditemukan dalam posisi terlentang di atas kasur dengan kepala menghadap ke selatan, menggunakan BH, dan celana pendek berwarna coklat.
Yogi yang tinggal di Jalan Pulau Buru, Denpasar, mengaku sempat mendapat telepon dari pacarnya sehari sebelum kejadian.
Beberapa kali pacarnya menghubungi dirinya, namun ia tidak sempat mengangkat telepon.
"Dia sempat menghubungi saya beberapa kali, tapi saya tidak angkat. Baru tadi (kemarin, red) saya ke sini dan saya lihat ada bercak darah di lantai rumahnya," ujarnya.
Kepala Wilayah Dusun Poh Gading, Made Darmayasa (43), mengaku mendapat informasi dari warga soal peristiwa tersebut.
“Dari kantor saya langsung ke sini. Pas diperiksa sudah banyak bercak darah," ujarnya saat ditemui di TKP di depan rumah korban.
Namun Darmayasa dan sejumlah warga tak berani masuk ke rumah korban.
"Kami belum berani masuk, sebelum dari Bhabin masuk terlebih dahulu ke dalam rumah," tambahnya.
Ia mengaku mendapat laporan penemuan mayat ini sekitar pukul 08.30 Wita.
"Tahunya sekitar setengah 9 atau jam 9 pagi. Pas saya lihat memang pintu dan pagar terbuka. Saya dapat info, kalau ada sepeda motor Honda Scoopy warna merah milik korban juga hilang di rumah korban," terangnya.
Diketahui Putu Widiastuti merupakan pegawai swasta di salah satu bank ternama di Kuta. Wanita muda yang bertugas sebagai teller bank ini berasal dari Sukawati, Gianyar.
Keterangan saksi
Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah luka tusuk di sekujur tubuh korban.
"Tusukan kecil, tapi bukan pisau, mirip belati," ujar seorang petugas kepolisian di TKP.
Selain itu, kondisi di dalam kamar korban yang berada di lantai dua dalam kondisi berantakan. Sedang barang yang diketahui hilang yakni satu unit sepeda motor.
Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol I Dewa Putu Gede Anom Danujaya, saat ditemui di lokasi kemarin siang menyatakn masih mendalami kasus ini.
"Penyebab kematian kita masih lakukan pendalaman melalui autopsi," katanya.
Diduga kuat, Putu Widiastuti meninggal dunia setelah menjadi korban pencurian dengan kekerasan (curas).
Apalagi ditemukan banyak bercak darah dan motor yang hilang.
"Saat ditemukan memang terlihat ada bekas luka tusuk di sekujur tubuhnya. Beberapa tempat dan di kamar terdapat bercak darah," ujar Kasubbag Humas Polresta Denpasar, Iptu I Ketut Sukadi, Senin (28/12) malam.
Dalam keterangan saksi, Putu Yasmika (56) mengaku mendengar suara teriak-teriak ada perampokan.
Selanjutnya ia menghubungi prajuru banjar untuk menghubungi Bhabinkamtibmas Ubung Kaja Aiptu I Wayan Parwata.
Saksi lainnya, Sayida Rani (22), pada pukul 01.00 Wita dini hari, mengaku mendengar suara pintu gerbang rumah korban terbuka.
Selanjutnya ia mendengar suara motor keluar dari TKP pukul 09.00 Wita.
Rani mendengar suara teriakan laki-laki minta tolong yang diketahui kekasih korban Gede Hara Yogi Suara.
Kemudian suami Rani keluar dan mengecek kondisi korban di dalam rumah, selanjutnya menghubungi bantuan ke pihak kepolisian.
"Korban diketahui kerja sebagai pegawai bank di Kuta. Kekasih korban yang pertama kali melihat kejadian ini, dengan kondisi penuh luka dan bercak darah di dalam kamar di lantai dua," terang Iptu Sukadi.
Sementara dari hasil pemeriksaan tim Inafis Polresta Denpasar, diketahui korban meninggal dunia akibat kehabisan darah.
Korban mengalami luka terbuka pada leher, dada, perut, serta beberapa tubuh korban lainnya dengan jumlah luka tusuk sebanyak 25 kali.
Masing-masing satu tusukan pada telinga, leher kanan kiri, punggung, dada, bahu kiri depan, lutut kanan, dan tangan kanan.
Sedangkan 4 luka tusuk pada lengan kiri dan paha kanan, payudara perut dan paha kiri sebanyak 2 tusuk, lengan kanan ada 3 luka dan telapak tangan terdapat luka gores.
"Dugaan sementara korban meninggal dunia karena kehabisan darah dan banyak luka tusuk di bagian tubuh korban. Barang korban di TKP juga ada yang hilang, berupa satu unit sepeda motor Scoopy warna merah plat DK 3114 KAR dan satu dompet milik korban," terang Sukadi.
Terkait pelaku pembunuhan, Sukadi mengatakan hingga tadi malam polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. (riz)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kasus Pembunuhan Pegawai Bank di Denpasar, Polisi Sebut Sudah Mengarah ke Seorang & Ada Rekaman CCTV