Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selalu Diejek Tetangga, Keluarga Ini Pilih Asingkan Diri ke Hutan, Tak Pernah Dapat Bansos

Selalu dipandang remeh tetangga karena hidup susah, satu keluarga mengasingkan diri di hutan.

Editor: Miftah
zoom-in Selalu Diejek Tetangga, Keluarga Ini Pilih Asingkan Diri ke Hutan, Tak Pernah Dapat Bansos
PEXELS.COM/eberhard grossgastei
ILUSTRASI hutan -Selalu dipandang remeh tetangga karena hidup susah, satu keluarga mengasingkan diri di hutan. 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Arjuna Bakkara

TRIBUNNEWS.COM- Selalu dipandang remeh dan diejek tetangga karena hidup miskin, satu keluarga mengasingkan diri di hutan.

Meski tak mampu, selama ini keluarga tersebut tak pernah mendapat bantuan sosial.

Dalam seminggu, kepala keluarga hanya mampu mendapat penghasilan Rp 100 ribu.

Satu rumah tangga keluarga kurang mampu yang juga lebih layak disebut keluarga miskin hidup menderita di Tepi Hutan Desa Sipangko, Kecamatan Angkola Muaratais Kabupaten Tapanuli Selatan.

Oloandi Pulungan (32) selaku kepala keluarga tersebut, dihubungi Tribun Medan, Selasa (29/12/2020) mengaku tak mampu lagi mengontrak di desa asalnya.

"Di kampung pun dulunya ngontrak, ini pun kita punya lahan di sini ada pondok punya paman,"ujar Oloandi, bapak beranak dua itu dibantu Azan Sinaga seseorang yang peduli keadaannya dan mau meminjamkan sambungan telepon kepada Oloandi.

Berita Rekomendasi

Cerita Oloandi, selama ini tidak pernah memperoleh bantuan sosial meski sudah didata berkali-kali untuk penerima bantuan terdampak Covid-19.

Baca juga: Menteri Teten Dorong Koperasi dan UMKM Jadi Solusi Bagi Pengurangan Angka Kemiskinan

Baca juga: Pria Miskin Nikahi Putri Konglomerat Dapat Hadiah Rp 89 Miliar Curi Perhatian Warganet

Oloandi hingga kini belum juga memperoleh bantuan sosial.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Oloandi menjadi buruh panjat kelapa, bertarung dengan gocangan angin.

Selesai pada hidup serba kekurangan bukan saja yang dialami Oloandi.

Dipandang Remeh

Hal pahit harus diterima keluarga Oloandi, karena mereka dipandang remeh oleh para tetangga dengan kondisi ekonomi yang begitu lemah.

Tak tahan selalu dipandang rendah, Oloandi lantas memboyong anaknya ke tepi hutan Tapsel yang terkenal dengan binatang buas.

"Karena kita ini orang susah dan miskin yang enggak punya apa-apa jadi dipandang sebelah mata dan diejek-ejek.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas