Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

7 Kenangan Terakhir Keluarga Penumpang dan Kru Sriwijaya Air: Foto Sayap Pesawat, Sikap Tak Biasa

Insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak menyisakan duka mendalam bagi para keluarga penumpang dan kru.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in 7 Kenangan Terakhir Keluarga Penumpang dan Kru Sriwijaya Air: Foto Sayap Pesawat, Sikap Tak Biasa
Dok. Keluarga/IST
Insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak menyisakan duka mendalam bagi para keluarga penumpang dan kru. Berikut Kenangan terakhir keluarga penumpang dan kru pesawat Sriwijaya Air SJ 182. 

TRIBUNNEWS.COM - Insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak menyisakan duka mendalam bagi para keluarga penumpang dan kru.

Sejumlah cerita haru pun terungkap pasca-kecelakaan pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021).

Rion Yogatama, satu di antara penumpang Sriwijaya Air sempat meminta istrinya untuk memakai baju putih dan wakilkan cium sang anak.

Selain itu, ada pasangan pengantin baru yang masuk dalam manifest pesawat Sriwijaya Air, mereka adalah Ihsan Adhlan Halim dan Putri Wahyuni.

Keduanya terbang ke Pontianak untuk menggelar acara ngunduh mantu.

Baca juga: Suaminya jadi Penumpang Sriwijaya Air yang Jatuh, Ibu 2 Anak Ini Menanti, Berharap Suami Ditemukan

Baca juga: Cerita Penumpang Lolos dari Kecelakaan Sriwijaya Air Gegara Tak Memiliki Hasil Test Swab PCR

Selanjutnya, ada kelakuan tak biasa pilot Sriwijaya Air SJ 182, Captain Afwan sebelum take off.

Tak hanya itu, ada kisah pilu Mia Trestiyani Wadu, salah seorang pramugari Sriwijaya Air yang sempat menyampaikan permintaan terakhirnya kepada keluarga.

BERITA REKOMENDASI

Berikut sederet kenangan terakhir keluarga penumpang dan kru Sriwijaya Air SJ 182 sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

1. Permintaan Rion Yogatama ke istri

Melansir TribunSumsel.com, Rion Yogatama menjadi salah satu korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu.

Warga Jl Kenanga II Lintas RT 06 Kelurahan Senalang Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau ini menjadi korban pesawat jatuh setelah ketinggalan pesawat.

Sang istri, Vivi dan kedua anaknya berusia tiga tahun dan delapan bulan berharap ada mukjizat Rion Yogatama bisa ditemukan dalam keadaan selamat.


"Harapannya kita semoga selamat semua, bisa pulang dengan selamat," kata Vivi saat dibincangi dirumahnya, Minggu (10/1/2021).

Vivi bercerita tidak mempunyai firasat langsung bahwa suaminya Rion akan menjadi korban pesawat nahas tersebut.

Namun, saat berkomunikasi via telepon ketika Rion berada di Jakarta dan hendak berangkat sempat memintanya untuk memakai baju putih dan meminta mewakilkan mencium anaknya.

"Saat itu aku gak ngeh, tapi ketika kejadian ini baru tau bahwa permintaannya minta pakai baju putih dan wakilkan cium Bianca (anak pertama) itu firasat," ujarnya.

Baca juga: Penumpang Sriwijaya Air yang Jatuh Minta Istri Pakai Baju Putih hingga Wakilkan Cium pada sang Anak

2. Pasangan pengantin baru yang terbang ke Pontianak hendak ngunduh mantu

Dikutip dari Kompas.com, Ihsan Adhlan Hakim dan Putri Wahyuni merupakan pasangan suami istri penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh.

Keduanya merupakan pasangan suami istri yang baru saja melangsungkan pernikahan pada akhir tahun 2020.

Tujuan keduanya ke Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) untuk menggelar acara ngunduh mantu.

Diketahui, seluruh keluarga besar sang Ihsan, mayoritas berada di Kota Pontianak.

"Rencananya Sabtu depan ini acara ngunduh mantu di Gedung PCC," kata Arwin Amru Hakim, adik kandung Ihsan saat ditemui di posko crisis center Gedung Graha Chandra Dista Wiradi, Bandara Internasional Supadio Pontianak, Sabtu.

Arwin mengatakan, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Ihsan menyebut penerbangan delay karena cuaca yang buruk.

"Tadi (Sabtu) saat di Bandara Soekarno-Hatta, sempat telepon saya. Dia bilang pesawat delay."

"Tak lama telepon lagi, kasih tahu pesawat delay karena cuaca buruk. Nah, setelah itu lah, hilang kontak," tutur Arwin.

Baca juga: Pengantin Baru jadi Penumpang Sriwijaya Air yang Jatuh, Padahal Hendak Pulang untuk Ngunduh Mantu

3. Video call terakhir korban Sriwijaya Air

Masih dari Kompas.com, Angga Fernanda Afriyon (25), merupakan salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Adik sepupu Angga, Suci menceritakan, sebelum kejadian Angga sempat melakukan panggilan video bersama orangtuanya, Oyon (60) dan Afrida (55).

"Dia cuti pulang ke Jakarta karena istrinya melahirkan, kami sempat video call sebelum abang berangkat," kata Suci kepada Kompas.com, Sabtu (9/1/2021) malam.

Angga merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Setelah menyelesaikan sekolah di SMK Pelayaran Padang, Angga bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di sektor perkapalan di Kalimantan.

Ia pun menikah dengan seorang perempuan asal Pariaman pada Februari 2020.

Setelah menikah, Angga pindah ke Jakarta karena istrinya berdomisili di sana.

Sejak saat itu, Angga belum pernah pulang ke rumah orangtuanya karena kesibukan bekerja dan kondisi pandemi Covid-19.

Suci menambahkan, Angga mengambil cuti untuk menyambut kelahiran anaknya di Jakarta. Anak Angga, kata dia, lahir pada 2 Januari.

Karena belum bisa pulang ke kampung halaman, Angga mengobati rindu dengan kedua orangtuanya lewat video call, sekaligus memperlihatkan anaknya kepada ayah dan ibunya.

Selama video call, keluarga tak memiliki firasat apa pun. Sebab, mereka dalam keadaan gembira menyambut kelahiran anak Angga.

"Tapi setelah itu dapat kabar pesawat yang ditumpangi Bang Angga hilang kontak dan saya serta keluarga sempat syok," jelas Suci.

Baca juga: Suaminya Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182, sang Istri Ungkap Pesan Terakhir: Jaga Kesehatan Ya Bu

4. Pesan terakhir Indah dan foto sayap pesawat

Indah Halima Putri juga menjadi salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air yang jatuh.

Ia sempat mengirimkan pesan dan foto sayap pesawat kepada keluarganya sesaat sebelum lepas landas.

"Doain ya," kata Nabila, adik Indah saat membacakan pesan terakhir sang kakak, di kediamannya di Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (9/1/202) sebagaiaman dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Nabila menambahkan, selain pesan itu, Indah juga mengirimkan foto sayap pesawat yang basah karena hujan.

Foto itu, menurutnya, dikirim Indah sebelum pesawat lepas landas.

Nabila mengatakan, setelah menikah Indah tinggal di Pontianak bersama suaminya Muhammad Rizky Wahyudi.

Lalu, saat hamil besar, Indah kembali ke Desa Sungai Pinang hingga anaknya lahir.

"Baru seminggu lalu suami Indah, Muhammad Rizky wahyudi menjemput untuk kembali ke Pontianak. Namun, musibah itu tiba," ujar Nabila.

Adik Indah Halima Putri, Nabila mengatakan, kakaknya sempat mengirimkan foto sayap pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang ditumpangi sebelum lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pontianak.
Adik Indah Halima Putri, Nabila mengatakan, kakaknya sempat mengirimkan foto sayap pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang ditumpangi sebelum lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pontianak. (Dok. Keluarga/Tangkapan layar WhatsApp)

5. Kelakuan tak biasa pilot Sriwijaya Air sebelum take off

Diberitakan TribunnewsBogor.com, ada kelakuan tak biasa pilot Sriwijaya Air SJ 182 sebelum take off.

Ketua RT 1 Perumahan Bumi Cibinong Endah (BCE), Kabupaten Bogor, Agus Pramudibyo menceritakan bahwa Captain Afwan selalu memberikan kabar kepada pihak keluarga saat dirinya bertugas.

"Menurut keluarga, beliau selalu mengabarkan ke pihak keluarga, setiap perjalanan beliau itu selalu kabari keluarganya, biasanya dia telfon ke keluarga."

"Sebelum take-off dia telfon, begitu sampai tujuan telfon juga. Istrinya yang bilang ke saya,” ujarnya, Minggu (10/1/2021).

Namun, kebiasaan tersebut tak dilakukan Kapten Afwan pada saat pesawat hilang kontak Sabtu.

Bahkan, kata Agus, sebelum melakukan take off, sang pilot tidak mengabari apapun ke keluarga.

"Beliau tidak ada kabar Sabtu kemarin itu waktu peristiwa terjadi. Tapi beliau terakhir bertemu keluarga pada Sabtu pagi. Itu beliau paginya pamit berangkat," jelasnya.

Pada saat pamit, Agus tidak mengetahui detail terkait sempat menemani Captain Afwan apa tidak.

"Sebelum berangkat itu paginya saya belum tahu beliau sempat berpesan apa ke keluarga," bebernya.

Baca juga: Sikap Aneh Captain Afwan Pilot Sriwijaya Air sebelum Berangkat, Minta Maaf hingga Keluarga Bingung

6. Permintaan terakhir pramugari Sriwijaya Air ke keluarganya

Mia Trestiyani Wadu (23), pramugari pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta menuju Pontianak yang jatuh di perairan Kepuluan Seribu, diketahui merupakan warga Kota Denpasar, Bali.

Sebelum mengalami musibah, Mia sempat menyampaikan permintaan terakhirnya kepada keluarga.

Paman Mia, Johny Lay, mengungkapkan dua minggu yang lalu, Mia berpesan kepada orangtua agar rumahnya dipersiapkan dan dibersihkan.

Rencananya, bulan Januari 2021 ini, ia akan berlibur dan berkunjung ke rumah bersama teman-temannya.

Liburan ini untuk menggantikan libur Natal dan Tahun Baru.

Karena saat Hari Raya Natal dan Tahun Baru, Mia tidak bisa pulang ke rumah.

"Dua minggu sebelumnya karena tidak bisa Natalan, Mia telepon orangtua, minta tolong bersihkan rumah dan persiapkan rumah karena libur mau ke rumah," tutur Johny Lay kepada Tribun Bali, Minggu (10/1/2021).

Pesan itu pun dilaksanakan orangtua Mia.

"Orangtuanya bahkan sudah merehab dan membersihkan kamar mandi dan kamar tidur," ungkap Johny.

Sementara, orangtuanya kontak terakhir dengan Mia sesaat sebelum jadwal keberangkatan Mia.

Namun, kali ini hanya kabar keberangkatan yang diterima, tiada kabar tiba dari Mia.

"Sesaat sebelum berangkat masih menghubungi orang tua, bilang mau tugas, biasanya bilang mau berangkat."

"Mia dengan orangtua, setiap akan penerbangan mau berangkat pasti menghubungi orangtua, begitu pula setelah tiba," bebernya.

Menurut sang kakak, Ardi Samuel Cornelis Wadu (25), sebelum berangkat Mia memang selalu menelopon orangtuanya, khususnya sang ibu.

Namun kemarin ia hanya mengirim pesan lewat WhatsApp.

"Ma, Mia mau berangkat," demikian isi chat Mia seperti dituturkan Samuel.

"Tumben kemarin Cuma chat, biasanya dia sebelum flight pas di bandara pasti nelpon mama," sambungnya.

Baca juga: Mia jadi Pramugari Sriwijaya Air yang Jatuh, Minta Rumah Dibersihkan, Ingin Liburan Bersama Teman

7. Video suasana dalam pesawat Sriwijaya Air sebelum take off yang direkam penumpang

Video yang memperlihatkan suasana di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ182 sebelum take off viral di media sosial.

Video tersebut direkam oleh penumpang yang kemudian dikirimkan ke anggota keluarganya.

Sri Wahyuni sempat mendapatkan rekaman video ibu dan ayahnya berada di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Video itu diambil saat para penumpang memasuki pesawat Sriwijaya Air yang jatuh pada Sabtu.

Dalam video tersebut, tampak orangtua Sri, Supianto (37) dan Rusni (44) memperlihatkan cuaca di luar pesawat.

Terlihat saat itu sedang turun hujan hingga membasahi jendela pesawat.

Video suasana dalam pesawat sebelum take off tersebut kemudian dikirimkan ke Sri Wahyuni.

Dijelaskan Sri, ibu, ayah, dan adiknya bernama Abida Dania (2) ikut jadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak.

Baca juga: Video Suasana Dalam Pesawat Sriwijaya Air Sebelum Take Off Dikirim Orang Tua Sri, Begini Ceritanya

Rusni pergi ikut sang suami yang memang bekerja di Pontianak.

Sampai kini, Sri Wahyuni warga Kampung Mattigae, Desa Watang Pulu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang sedang menunggu kabar baik terkait nasib orangtua dan adiknya.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Sri menjelaskan kapan video itu dikirim orangtua.

"Hari Sabtu, waktu sudah ada di bandara di pesawat, setelah itu tak ada kabar lagi," kata Sri dikutip TribunJakarta.com dari YouTube TvOneNews, Selasa (12/1/2021).

Setelah itu, Sri mengaku tak tahu lagi kabar orangtuanya.

Sri mendapat kabar pesawat yang dinaiki orangtua hilang kontak lewat televisi dan media sosial.

Saat itu, ia melihat nama orangtuanya ada di pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut.

"Dari TV sama di HP banyak namanya, ada nama orangtua di daftar penumpang," tutur Sri.

Pencatatan dilakukan di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pencatatan dilakukan di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara. (Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi)

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSumsel.com/Eko Hepronis, TribunnewsBogor.com/ Yudistira Wanne, TribunJakarta.com/ Siti Nawiroh, TribunBali.com/Adrian Armuwonegoro, Kompas.com/Hendra Cipta/Perdana Putra/Amriza Nursatria)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas