Gempa Majene Sulbar, BMKG Catat 28 Gempa dari Kamis Siang hingga Jumat Pagi
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 28 gempa terjadi dari Kamis (14/1/2021) siang hingga Jumat pagi.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Pravitri Retno W
Diketahui Majene kembali diguncang gempa kuat dengan magnitudo 6,2 pada Jumat pukul 01.28.17 WIB.
Baca juga: Presiden Sampaikan Belasungkawa Atas Bencana di Sulawesi Barat dan Jawa Barat
Episenter terletak pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT tepatnya di darat pada kedalaman 10 km.
"Dengan meningkatnya magnitudo gempa menjadi 6,2 dari semelumnya magnitudo 5,9 tentunya gempa kedua ini berdampak lebih merusak dan lebih luas cakupan dampaknya," ujar Daryono.
Sebagai contoh, kata Daryono, jika kondisi bangunan dampak gempa kemarin sudah mengalami retak-retak atau rusak sebagian maka dengan terjdinya gempa yang lebih kuat ini dapat berdampak merusak lebih parah.
"Seperti halnya gempa pertama kemarin, dampak gempa kedua tadi pagi dini hari tadi menyebabkan guncangan gempa dirasakan di Majene dan Mamuju mencapai skala intensitas V-VI MMI (memicu kerusakan), sedangkan di Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara dan Mamasa mencapai skala intensitas III-IV MMI (benda-benda terpelanting)," jelasnya.
Baca juga: Korban Gempa Sulbar Terus Bertambah, Terbaru 27 Orang Ditemukan Tewas
Kerusakan dan Korban Gempa Majene
Hingga Jumat (15/1/2021) pukul 11.00 WIB, tercatat delapan orang meninggal dunia dan 637 luka-luka.
"Sebanyak 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sedangkan kerugian material berupa kerusakan, antara lain Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat (RB)," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dikutip dari laman bnpb.go.id.
Sementara itu, BPBD Majene menginformasikan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus).
"Sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), 1 unit Puskesmas (RB) dan 1 Kantor danramil Malunda (RB)," ungkapnya.
BPBD setempat melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian.
"Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)