Kemensos Kirim Bantuan Rp 1,7 Miliar Bagi Korban Gempa Sulawesi Barat
BPBD Kabupaten Majene mengabarkan 8 (delapan) warganya meninggal dunia dan lebih dari enam ratus menderita luka-luka.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan sebesar 1.7 milyar rupiah bagi korban gempa di Sulawesi Barat.
Bantuan dikirim dengan pesawat herkules milik TNI AU melalui Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta, Jumat (15/1).
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam, M Safii Nasution mengawal langsung bantuan dengan ikut naik pesawat herkules, setelah sebelumnya Mensos Tri Rismaharini bersama Kepala BNPB juga bertolak ke Sulawesi Barat.
Baca juga: Terdampak Longsor Karena Gempa, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh Total
Safii menjelaskan, bantuan tersebut terdiri dari bantuan logistik tanggap darurat pusat senilai Rp 979.819.710, bantuan logistik gudang regional timur senilai Rp 621.911.700 dan santunan ahli waris bagi delapan korban yang telah teridentifikasi sebesar Rp 120 juta untuk masing - masing ahli waris senilai Rp 15 juta.
Selanjutnya seluruh ahli waris korban bencana meninggal dunia akan diberikan santunan dengan nilai yang sama.
Baca juga: Tim SAR Masih Mencari Anak yang Terjepit Runtuhan Bangunan Akibat Gempa di Mamuju
"Bantuan ini diwujudkan makanan siap saji, makanan anak, tenda gulung, matras, peralatan keluarga, tenda serbaguna dan keperluan lainnya," jelas Safii Nasution di Sulbar.
Rincian bantuan yang diserahkan Kemensos antara lain makanan siap saji 2.500 paket, makanan anak 1200 paket, tenda gulung 500 lembar, matras 1000 lembar, selimut 700 lembar, peralatan dapur 200 paket, tenda serbaguna 10 unit, Kids ware 500 paket, Ford ware 500 paket, velbed 40 unit, kasur 370 buah, sandang 30 paket, perlengkapan Tagana 20 paket.
Baca juga: Khawatir Gempa Susulan, Warga Bikin Tenda Pengungsian di Bukit, Butuh Pasokan Makanan
Kemensos juga mengerahkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Sulawesi Selatan sebanyak 50 personil dan Sulawesi Tengah sebanyak 19 personil untuk membantu Tagana setempat untuk membuka dapur umum dan memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP).
“Sejak bencana terjadi, kami melalui Tagana telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial di wilayah terdampak gempa tentang aktivitas penanganan dan mengamati situasi terkini,” ucap Syafii.
BPBD Kabupaten Majene mengabarkan 8 (delapan) warganya meninggal dunia dan lebih dari enam ratus menderita luka-luka.
Baca juga: FAKTA Gempa M 6,2 di Majene, Sulbar: 8 Orang Meninggal, 300 Rumah Rusak, Kantor Gubernur & RS Ambruk
BPBD setempat terus melakukan upaya penanganan darurat dan memutakhirkan data dampak pascagempa Magnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.
Data Pusat Pengendali Operasi BNPB per 15 Januari 2021, pukul 11.10 WIB, mencatat sekitar 637 warga mengalami luka-luka dan 15.000 lainnya mengungsi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. BPBD setempat terus melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan.
Sedangkan kerusakan bangunan di Kabupaten ini mencakup 62 unit rumah rusak, 1 unit puskesmas rusak berat, 1 kantor danramil Maluda rusak berat, jaringan listrik padam, komunikasi selular tidak stabil dan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene – Mamuju.
Sedangkan pada Kabupaten Mamuju, BPBD setempat menginformasikan kerusakan berat (RB) antara lain Hotel Maleo, kantor Gubernur Sulawesi Barat dan sebuah mini market.
Jaringan listrik dan komunikasi selular juga terganggu di wilayah Mamuju. Kerusakan rumah warga serta korban jiwa masih dalam pendataan. (Feb/TribunNetwork)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.