UPDATE Kabar Gempa Majene Sulawesi Barat: 27 Orang Tewas hingga Penjelasan BMKG
Berikut update kabar gempa yang mengguncang Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) hari ini. Sebanyak 27 orang dinyatakan tewas akibat gempa di Sulbar.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
Salah satunya adalah Kepala Desa Mekatta.
Istri Kepala Desa Mekatta dalam kondisi kritis.
Penjelasan BMKG
Sementara itu, terkait gempa yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Daryono angkat bicara.
Dikutip dari akun Twitter @DaryonoBMKG, Daryono menjelaskan tentang gempa yang terjadi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat.
Dari cuitannya, Daryono menyampaikan, gempa di Sulawesi Barat ini merupakan jenis gempa kerang dangkal (shallow crustal earthquake) akibat sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.
Menurut Daryono, mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok tahun 2018 lalu, di mana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene.
Baca juga: Korban Gempa Sulbar Terus Bertambah, Terbaru 27 Orang Ditemukan Meninggal Dunia
Baca juga: Gempa Sulawesi Barat, LaNyalla Berharap Pemerintah Pusat Cepat Hadir di Lokasi
"Baik gempa signifikan pertama dan kedua mrpkn jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat sesar aktif Mamuju-Majene Thrust."
"Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, dimana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene," ujar Daryono.
Lebih lanjut, Daryono menyampaikan jika sejak Kamis (14/1/2021) pukul 13.35 WIB hingga Jumat (15/1/2021) pukul 06.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa sebanyak 28 kali di Majene.
Daryono menghimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang, tetapi waspada.
Sebab, kata Daryono, gempa susulan masih akan terus terjadi pascagempa kuat, karena akan diikuti rangkaian gempa susulan.
Baca juga: Info Donasi untuk Korban Gempa M 6,2 yang Guncang Sulawesi Barat
Baca juga: Video Seorang Bapak Menangis Anaknya Tertimbun Runtuhan Gempa Majene: Anakku di Dalam, Tolong
Daryono juga meminta kepada masyarakat agar waspada kawasan perbukitan dengan tebing curam.
Hal itu karena gempa susulan signifikan dapat memicu longsoran dan runtuhan.