Cerita Kades di Majene Cari Bantuan untuk Korban Gempa, Jumlah Terbatas hingga Relakan Uang Pribadi
Pasca Gempa Manjene, pengungsi korban gempa 6,2 SR di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat masih membutuhkan bantuan.
Penulis: Ranum KumalaDewi
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Belum meratanya bantuan membuat korban gempa Majene, Sulawesi Barat melakukan berbagai hal untuk mendapatkan bantuan.
Mulai dari menghubungi teman hingga meminta bantuan di media sosial.
Menurut pengakuan warga yang mengungsi, bantuan sudah diterima namun belum merata.
Hal ini dikarenakan terbatasnya jumlah bantuan yang diberikan.
Masri, Kepala Desa Maliaya, Kecamatan Malunda, Majene, mengatakan dirinya bahkan harus mengeluarkan uang pribadinya, untuk membantu warga setempat.
"Karena bantuan yang diterima dari posko induk tidak cukup, saya sendiri yang mencukupi," katanya saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (17/1/2021).
Baca juga: Kemensos Dirikan Enam Dapur Umum untuk Warga Korban Gempa Sulbar
Baca juga: Kisah Sertu Palemba Jadi Tameng Hidup Istri-anaknya dari Reruntuhan Saat Gempa Landa Sulawesi Barat
"Untuk sementara saya pakai uang pribadi dulu, berkordinasi dengan Kadis PMD (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa) Kabupaten Majene," tambahnya.
Menurut keterangan Masri, bantuan mulai diberikan dua hari setelah gempa terjadi.
"Kemarin pasca bencana 2 hari tidak ada bantuan turun, saya beli sendiri mie sama air mineral," ungkapnya.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Masri, bantuan yang diberikan berupa beras sebanyak 4 karung, mie, dan air mineral.
Baca juga: Pertamina Sarankan Warga Korban Gempa Tetap Beli BBM di SPBU
Baca juga: Pascagempa Majene, Sebagian Warga Maliaya Belum Dapat Tenda, Mereka Tinggal di Kandang Ayam
Masri mengaku telah mendistribusikan bantuan tersebut ke warga.
Sembari menunggu datangnya bantuan yang diberikan oleh pemerintah, Masri sempat melakukan berbagai cara untuk mendapatkan bantuan.
Mulai dari menghubungi rekan kerja hingga meminta bantuan di media sosial.
"Saya sambil mencari bantuan dari luar daerah, seperti teman, mahasiswa, rekan kerja, kemudia media sosial," ujarnya.
Gempa Majene
Gempa bumi magnitudo 6,2 mengguncang beberapa daerah di Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2020) sekira pukul 02.28 Wita.
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, diketahui pusat gempa berada di Kabupaten Majene dengan kedalaman 10 meter.
Akibat gempa tersebut, Sejumlah bangunan seperti kantor pemerintahan hingga rumah sakit mengalami kerusakan parah.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (17/1/2021) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat mencatat ada sekitar 300 rumah warga di Kabupaten Majene yang mengalami kerusakan akibat gempa tektonik 6,2 magnitudo tersebut.
Kepala BPBD Sulbar Darno Majid mengatakan bahwa selain kerusakan, ada 8 warga yang dinyatakan delapan orang tewas akibat tertimpa puing reruntuhan bangunan.
Akibat gempa tersebut, warga masih trauma untuk kembali ke tempat tinggalnya.
Mereka pun saat ini mengungsi di tempat-tempat yang dirasa aman seperti daerah pesisir dan bangunan.
Baca juga: Akses Jalan Mamuju-Majene Sudah Bisa Dilalui Setelah Putus karena Gempa
Baca juga: Antisipasi Penjarahan, Distribusi Bantuan Logistik untuk Korban Gempa Majene Dikawal Ketat Polisi
"Kalau di Majene tidak tertentu pengungsian karena rata-rata di pesisir dan gunung," imbuh Darno.
Saat ini, kata Darno, BPBD Sulawesi Barat masih mencatat sembari evakuasi terhadap warga yang mengalami luka-luka.
Keterangan BMKG
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Dikutip dari Kompas.com , Staf Pusat Gempa Regional IV Makassar, Syarifuddin menjelaskan, gempa bumi yang terjadi di Majene, Sulawesi Barat itu merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
“Gempa bumi yang berkali-kali terjadi di Majene, Sulawesi Barat ini tidak berpotensi tsunami,” tegasnya.
(Tribunnews.com/Ranum Kumala Dewi/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Himawan/Hendra Cipto )