Cara Sultan Kurangi Beban RS Rujukan Covid-19, OTG Tidak Harus Dirawat di Rumah Sakit
Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya cara untuk mengurangi beban rumah sakit rujukan Covid-19 yang kelebihan pasien.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya cara untuk mengurangi beban rumah sakit rujukan Covid-19 yang kelebihan pasien.
Yakni dengan cara mengarahkan orang tanpa gejala (OTG) untuk melakukan isolasi mandiri.
Sehingga kapasitas rumah sakit dapat digunakan oleh pasien yang memiliki gejala Covid-19.
Cara ini dijelaskan langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Sultan meminta agar OTG tak perlu mendapat perawatan di rumah sakit rujukan Covid-19.
Pasalnya, OTG bisa menjalani perawatan di shelter penampungan maupun melaksanakan isolasi mandiri sampai kondisinya pulih.
Baca juga: Sultan Yakin dengan Kepercayaan Lokal, Warga Yogyakarta yang Tolak Vaksinasi Covid-19 Tak Disanksi
"Yang OTG mestinya tidak di RS karena BPJS juga tidak akan membayari. Jadi lebih baik isolasi (di shelter). Biarpun itu dibayari oleh Pemda tapi tidak memenuhi bed yang di RS bagi yang positif," papar HB X, Senin (18/1/2021).
Kebijakan itu dianggap efektif untuk mengurangi beban RS rujukan Covid-19.
Sehingga hanya pasien dengan kondisi sedang hingga berat yang bisa mendapat perawatan intensif di RS.
"Jadi hal seperti ini kita tertibkan, OTG tidak harus di RS tapi di isolasi, biar tidak ngebak-ngebaki (menuh-menuhin)," tambah Raja Keraton Yogyakarta ini.
HB X mengaku telah menginstruksikan pemerintah kabupaten atau kota untuk melakukan penertiban.
Bila menemui OTG di RS rujukan bisa dialihkan untuk menjalani isolasi mandiri maupun isolasi di shelter.
"Makannya sekarang saya minta hal itu dilakukan yang ada di kabupaten kota. OTG jangan dirawat di RS kecuali yang sakit. Ya sudah di isolasi saja seperti yang di Asrama Haji di Sleman. Sama saja," jelasnya.
Tambah Ruangan RS