Ratusan Warga di Majene Terisolir, Stok Makanan Terbatas Usai Gempa, Tersenyum Saat Bantuan Datang
Dua desa berpenduduk 610 kepala keluarga di dua desa di Majene terisolir. Warga bertahan hidup dengan makanan yang ada.
Editor: Anita K Wardhani
Penantian warga terjawan pada Jumat, (23/1/2021) pagi, TNI Angkatan Laut menerbangkan heli tempur jenis panther dari KRI dr Soeharso yang sandar di Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mamuju.
Pemberangkatan itu untuk memenuhi kebutuhan pangan warga Desa Ulumanda dan Desa Popenga.
Heli diterbangkan Pilot Lettu Laut (P) Baron dan Co-pilot Lettu Laut (P) Rayendra.
Lebih kurang 30 menit mengudara, bantuan bahan makanan yang diangkut dari KRI dr Soeharso itu pun tiba.
Warga yang mengetahui kedatangan burung besi TNI AL itu, pun berkerumun di lapangan tempat heli mendarat.
Saat roda heli menyentuh rumput lapangan, warga kian dekat sambil berteriak riuh.
Selain karena membutuhkan pasokan bahan makanan, kebanyakan dari mereka juga mengaku baru kali pertama melihat heli dari dekat.
Meski antusias, warga yang 100 persen penduduk muslim yang juga masih memegang teguh adat istiadat itu tetap tertib.
Terlebih kehadiran Komandan Lanal Mamuju, Letkol Marinir Laode Jimmy yang lebih dahulu tiba di lokasi juga menggunakan jalur udara.
Dengan tertib, proses penyaluran bahan makanan itu pun berlangsung tanpa ada saling dorong ataupun desak-desakan.
"Alhamdulillah hari ini dengan sorting ke tiga penerbangan kita, kita sudah membawa kurang lebih hampir dua ton berupa bahan makanan," kata Letkol Laode Jimmy.
Bantuan makanan yang disalurkan itu, berupa beras, minyak goreng, mie instan, dan obat-obatan.
Seusai melakukan penyaluran bahan makanan, Letkol Marinir Laode Jimmy yang memboyong satu dokter dari KRI dr Soeharso, bergerak melakukan pengobatan geratis.
Dokter itu, Letkol Laut (K) dr Feddy Manurung. Keduanya berjalan menyusuri tiap rumah warga yang membutuhkan pengobatan.