Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Daging Kucing Dijadikan Obat Penyakit Asma, Animal Defender Indonesia: Itu Mitos

Ketua Animal Defender Indonesia Doni Herdaru angkat bicara perihal kepercayaan jika daging kucing dapat dijadikan obat asma.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Daging Kucing Dijadikan Obat Penyakit Asma, Animal Defender Indonesia: Itu Mitos
TRIBUN MEDAN/FADLI
Ketua Animal Defenders Indonesia (ADI), Doni Herdaru Tona (menggunakan topi) saat ditemui di Polsek Medan Area, Selasa (2/2/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Animal Defender Indonesia, Doni Herdaru angkat bicara perihal kepercayaan jika daging kucing dapat dijadikan obat asma.

Doni secara tegas menyebut daging kucing berkhasiat sembuhan asma adalah mitos.

Oleh karena itu, dirinya ingin memberikan pencerahan kepada masyarakat, sehingga dapat menekan tingkat konsumsi daging kucing dan anjing.

Baca juga: Sonia Pemilik Kucing Bernama Tayo Diteror Orang Tak Dikenal, ADI Siap Beri Pengawalan 1x24 Jam

"Itu mitos. Marilah kita edukasi. Asma ada obatnya, bukan makan kucing," katanya, Selasa (2/2/2021) di Mapolsek Medan Area pada Selasa (2/2/2021) siang.

Berdasar informasi yang dia peroleh, menurut Doni, kasus konsumsi daging kucing dan anjing di Medan termasuk tinggi setelah Kota Solo.

"Kalau di Medan, kasus kucing dan anjing (dikonsumsi) jelas tinggi. Untuk kasus daging anjing, Medan buat saya nomor 2, nomor 1 itu Jawa, di Surakarta, Solo Raya. Jakarta itu nomor 3," katanya.

Kasus Kucing Tayo

Anggota Polisi Polsek Medan Area melakukan pengecekan ke lokasi rumah jagal kucing di dalam karung di Jalan Tangguk Bongkar VII, Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai.
Anggota Polisi Polsek Medan Area melakukan pengecekan ke lokasi rumah jagal kucing di dalam karung di Jalan Tangguk Bongkar VII, Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai. (Victory / Tribun Medan)
Berita Rekomendasi

Doni megakui, pihaknya belum memiliki angka pasti berapa ekor kucing yang telah dibunuh untuk dikonsumsi di Kota Medan.

Namun demikian, dia mencontohkan kasus jagal kucing Tayo di Jalan Tangguk Bongkar. Dari informasi yang diterimanya, tempat jagal kucing juga dijadikan sebagai tempat usaha katering.

"Bisa dibayangkan kalau minimal sehari, dia kan jualnya 1 kg Rp 70.000. Untuk 1 kg daging kucing yang dihilangkan kepala dan isi perutnya, 1 kucing beratnya paling banyak 300 gram. Maka, untuk 1 kg butuh 3,5 ekor," katanya.

Baca juga: Viral Kucing Ini Dirayakan Ulang Tahunnya Ke-1, Ayah Pemilik Awalnya Tak Suka Menjadi Ikut Sayang

Lalu, untuk mendapatkan 1 kg dibutuhkan 3,5 ekor kucing. Jika diasumsikan sehari 1 kg daging kucing maka dalam sebulan dia bisa menjagal hampir 100 ekor.

Maka, menurut Doni, diperkirakan dalam setahun lebih kurang ada 1.200 ekor yang dijagal.

"Jika 15 tahun, silakan hitung. Berapa banyak potensi penularan penyakit yang ditimbulkan pada lingkungan," kata Doni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Doni dan timnya tiba dari Jakarta untuk menjadi kuasa hukum bagi pemilik kucing Tayo, Sonia Rizki.

"Kedatangan kami sebagai kuasa hukum bagi mbak Sonia, pejuang hak hidup hewan (dan sebagai) saksi ahli dan memberikan masukan kepada kepolisian apa saja yang bisa dilakukan forensik mau gimana, kemana dan di mana," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Itu Mitos, Asma Ada Obatnya, Bukan Makan Daging Kucing"

(Kompas.com/Dewantoro)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas