Banjir Terjang Semarang, 27 Jalan Terendam Air hingga Longsor di Lima Titik
Selain menyebabkan banjir, hujan deras di Semarang juga memicu terjadinya longsor, Sabtu (6/2/2021).
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS, SEMARANG - Selain menyebabkan banjir, hujan deras di Semarang juga memicu terjadinya longsor, Sabtu (6/2/2021).
Banjir yang melanda Semarang terjadi di sejumlah wilayah.
Sekretaris BPBD Kota Semarang, Winarsono menyebut, ada 27 jalan di Kota Semarang yang terendam banjir.
Ketinggian air bervariasi mulai dari 20 sentimeter hingga 1 meter.
Baca juga: Penampakan Banjir Semarang, Sabtu 6 Februari 2021: Jalan Pantura Lumpuh, Bandara Tergenang
Titik tersebut antaralain:
- Jalan Dr Cipto 30 cm
- Jalan Muktiharjo arah Kaligawe dan Tlogosari banjir 50 cm
- Jalan Jenderal Sudirman 40 cm
- Depan Kantor Pos Semarang 40 cm
- Jalan Citarum 30 cm
- Kranggan deretan toko mas sampai gapura Pecinan 40 cm
- Pucang Gading Raya 30 cm
- Jalan Mangkang Raya (depan aneka jaya) 40- 50 cm
- Jalan Majapahit (DPN RSJ ) 30 cm
- Jalan Tlogosari banjir 30 - 40 cm
- Jalan Iman Bonjol (Stasiun Ponjol) banjir 20 cm.
- Jalan Kuala Mas Raya banjir 20-30 cm.
- Jalan Taman Tawang (Stasiun Tawang) banjir 20 - 40 cm.
- Puri Anjasmoro Semarang Indah dan sekitarnya ketinggian air +-30cm.
- Jalan Hasanudin 20 cm
- Jalan Barito 30 cm
- Jalan Pattimura 20 cm
- Jalan Agus Salim 20 cm
- Jalan Kaligawe 50 cm
- Jalan Tawang Mas 40 cm
- Jalan Karang Ayu 30 cm
- Simpang lima 20 cm
- Bandarharjo 30 cm
- Genuksari 30-40 cm
- Jalan Sukarno Hatta 20 cm
- Kelurahan Sawah Besar 40 cm
- Krobokan Semarang Indah 50 cm
Winarsono mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim untuk menyalurkan bantuan.
"Kami menerjunkan personil untuk membantu warga yang membutuhkan.
Kami juga segera menyalurkan bantuan logistik," jelasnya.
Longsor Memakan Korban Jiwa
Tak hanya banjir, kata dia, ada beberapa bencana longsor yang terjadi di Kota Semarang pada Sabtu (6/2/2021).
"Data pagi tadi ada lima titik longsor."
"Paling parah di Cinde dan Jomblang karena ada korban jiwa," terangnya.
Satu di antara wilayah yang tergenang banjir adalah wilayah Tlogosari.
Baca juga: FAKTA Banjir di Semarang: Bandara Ahmad Yani Sempat Ditutup hingga Wilayah yang Terdampak
Ketinggian air di Jalan Tlogosari Raya 1, Kecamatan Pedurungan, Semarang mencapai 40 centimeter atau selutut orang dewasa.
Volume air sungai yang terletak di jalan tersebut pun penuh dan banjir tak terelakkan.
Kondisi lalu lintas di Jalan Tlogosari Raya 1 pun tampak berbeda.
Kendaraan yang biasanya lalu lalang menggunakan sistem one way terpaksa harus dua arah.
Sejumlah kendaraan pun dihentikan oleh warga sekitar dan diimbau untuk putar balik menghindari banjir.
Disebut Banjir Terbesar sejak 2002
Satu di antara anggota Komunitas SRITI (Satuan Relawan Independen Teknologi dan Informasi) yang juga merupakan warga sekitar, Suryo Nur Cahyo (34) menyatakan banjir ini adalah yang terbesar sejak tahun 2002.
“Saya 19 tahun tinggal di Jalan Tunjung Biru, Palebon ini merupakan banjir terbesar,” jelas pria tersebut seraya memantau situasi di wilayah Tlogosari.
Ia menyebut, selain akibat curah hujan tinggi, banjir ini ditengarai sebagai dampak dari tanggul jebol dan pembangunan Tol Demak-Semarang.
Suryo pun menjelaskan, dirinya tengah melakukan pemantauan di sejumlah daerah.
Pria yang sudah dua tahun menjadi anggota Komunitas SRITI itu pun mengatakan, sejumlah daerah seperti Medoho dan Arteri Soekarno-Hatta juga tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa pada Sabtu pagi.
Sementara itu, sejumlah warga Tlogosari tampak keluar rumah dan memantau banjir yang terjadi di lingkungan rumahnya.
Tidak sedikit pula kendaraan yang melintas menerjang banjir.
Baca juga: Terendam Banjir, 83 Hektar Sawah Petani Ponorogo Terancam Gagal Panen
Banjir yang terjadi ini bertepatan dengan hari pertama program Jateng di Rumah Saja yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam rangka menekan penyebaran Covid-19. (Iwn/eln)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Daftar 27 Jalan Terendam Banjir Semarang Ketinggian 20 Centimeter hingga Satu Meter,
(TribunJateng/Iwan Arifianto)