TRIBUNNEWS.COM - Simak profil KH Atabik Ali, Pengasuh Ponpes Krapyak Yogyakarta yang meninggal dunia, Sabtu (6/2/2021).

Selain pengasuh Ponpes Krapyak, KH Atabik Ali merupakan mertua mantan Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum. 

Diberitakan, KH Atabik Ali meninggal dunia dalam usia 77 tahun.

Baca juga: Pengasuh Ponpes Krapyak yang juga Mertua Anas Urbaningrum, KH Atabik Ali Maksum Meninggal Dunia

Kabar duka meninggalnya KH Atabik Ali disampaikan oleh akun Twitter resmi Ponpes Krapyak, @pondokkrapyak.

"Sampun kapundhut wangsul wonten ngarsadalem Gusti Allah SWT panjenenganipun

KH Atabik Ali

Putra pertama KH Ali Maksum, Pengasuh PP Ali Maksum Yogyakarta, Sabtu 6 Februari 2021," tulis @pondokkrapyak.

Akun Ponpes Al Munawir Krapyak juga mengunggah kabar duka meninggalnya KH Atabik Ali Maksum. 

Berdasar berita duka ini, KH Atabik Ali Maksum meninggal dunia pada pukul 13.00 WIB. 

"Telah berpulang ke rahmatullah, beliau KH. Attabik Ali pada 6 Februari 2021/24 Juamadal Akhiroh 1442 H pukul 13.00 WIB. Lahulfaatihah," tulis @almunawwir_com. 

Sementara itu, dikutip dari Kompas.com, Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Yogyakarta, Yazid Afandi mengatakan, KH Atabik Ali sudah lama sakit dan dalam kesehariannya menggunakan kursi roda. 

Profil KH Atabik Ali

KH Atabik Ali merupakan putra pertama KH Ali Maksum, ulama kharismatik yang mendirikan Yayasan Ali Maksum Krapyak.

Yayasan yang berdiri pada tahun 1990 inilah yang menaungi Ponpes Krapyak. 

Selain mengelola Ponpes Krapyak hingga berkembang seperti saat ini, di PBNU, KH Atabik Ali pernah duduk di jajaran pengurus. 

Tepatnya yakni dalam kepengurusan PBNU di era Gus Dur setelah Muktamar Situbondo tahun 1984.

Baca juga: Hari Ini Ketum PBNU Kiai Said Aqil Luncurkan Buku Allah dan Alam Semesta

KH Atabik Ali menjadi Ketua PBNU. 

KH Atabik Ali memiliki dua putri. 

Putrinya yang kedua, yakni Athiyyah Laila merupakan istri dari mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. 

Selain meninggalkan dua putri, KH Atabik meninggalkan enam cucu. 

(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono)