Mengenal Sumur Dewa dan Beduk Simbol Tolerasi Beragama di Vihara Avalokitesvara Serang Banten
Sumur di Vihara Avalokitesvara, Jalan Tubagus Raya, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten menarik perhatian.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan TribunBanten.com, Khairul Ma'arif
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Sumur di Vihara Avalokitesvara, Jalan Tubagus Raya, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten menarik perhatian.
Sumur tua tersebut dipercaya usianya sama dengan usia Vihara Avalokitesvara.
Sumur tua tersebut bernama Sumur Cing Sen.
Sampai hari ini, air di sumur itu belum pernah kering.
Sumur ini sering didatangi banyak orang dari berbagai latar belakang agama.
Sumur itu terletak di sebelah barat.
Baca juga: Meihat Jejak Etnis Tionghoa di Banten, Ada Vihara Avalokitesvara dan Masjid Pecinan Simbol Toleransi
Baca juga: Menilik Rumah Tua Milik Keturunan Tionghoa di Serang Banten, Surat Tanahnya Masih Berbahasa Belanda
Kedalaman sumur sekitar lima meter.
"Umum, siapa pun bisa mengonsumsi, tapi saya tidak tahu tujuannya mereka berbeda-beda," ujar Pembina Vihara Avlokitesvara, Sutanta Ateng, kepada TribunBanten.com, Jumat (12/2/2021).
Air sumur itu bisa untuk diminum dan mandi.
"Ada juga yang dibawa pulang," ujarnya.
Sumur Cing Sen juga biasa disebut dengan Sumur Dewa.
Baca juga: Imlekan Bareng Banteng, Ahok Tiba-tiba Beri Angpao kepada Tina Toon
Baca juga: Meihat Jejak Etnis Tionghoa di Banten, Ada Vihara Avalokitesvara dan Masjid Pecinan Simbol Toleransi
"Bisa jadi lebih tua sumurnya daripada vihara ini, airnya juga tidak pernah kering," tambahnya.
Seorang warga Lopang Gede, Nasrullah menuturkan dirinya sudah sejak tahun 2011 sering ke sini.