Menilik Rumah Tua Milik Keturunan Tionghoa di Serang Banten, Surat Tanahnya Masih Berbahasa Belanda
Sebuah rumah tua milik warga keturunan Tionghoa di pinggir Jalan Bio, Serang, Banten mencuri perhatian.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Reporter TribunBanten.com, Khairul Ma'arif
TRIBUNNEWS.COM, SERANG - Sebuah rumah tua di pinggir Jalan Bio, Serang, Banten mencuri perhatian.
Rumah tua tersebut mudah untuk diakses karena berada di pinggir jalan bila kita hendak menuju Benteng Speelwijk dari arah Danau Tasikardi.
Rumah yang terletak di Kampung Pamarican, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang merupakan milik warga keturunan tionghoa.
Rumah tua yang berada di kawasan pecinan Kota Serang itu merupakan peninggalan keturunan Tionghoa yang dihuni secara turun temurun sampai sekarang.
Dari pantauan TribunBanten.com, Kamis (11/2/2021) rumah ini sudah terlihat seperti tidak terurus.
Baca juga: Wanita Pedagang Sayur di Serang Jadi Korban Pembunuhan, Pelakunya Ditangkap Saat Tiduran di Gubuk
Bagian dalamnya tidak ada plafon, dan terdapat dua motor bekas yang tidak terurus di dapurnya.
Rumah tua ini masih berlantaikan keramik berwarna merah dan dinding rumah tua ini sudah ada yang berlumut di bagian dapur.
Rumah yang sudah berdiri sejak sekitar tahun 1950-an ini, dahulunya dimiliki seorang keturunan Tionghoa bernama Tan Beng Tjue alias Picis.
Selanjutnya, diteruskan oleh Tan Kian Gwan alias Benjol yang memiliki 12 anak.
Benjol sudah meninggal sejak 2012.
Baca juga: Ini Penjelasan Kemendagri Soal Surat Penugasan PLH di Banten
Saat ini, rumah tersebut diurus secara bersama oleh anak Benjol.
Sekarang, rumah ini hanya ditempati seorang karyawan pabrik penggilingan padi.
Anak pertama Benjol, Herlinna menuturkan bahwa rumah tersebut merupakan rumah dari bapaknya yang ditinggali secara turun temurun.