Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Kepala Desa Sumurgeneng di Tuban, Warganya Pilih Beli Mobil Baru daripada Buka Usaha

Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Gihanto memberikan sejumlah pengakuan terkait warganya yang berlomba beli mobil baru.

Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Pengakuan Kepala Desa Sumurgeneng di Tuban, Warganya Pilih Beli Mobil Baru daripada Buka Usaha
Tangkap layar kanal YouTube Tribun Lombok
Pengakuan Kepala Desa Sumurgeneng di Tuban, Warganya Pilih Beli Mobil Baru daripada Buka Usaha 

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Gihanto memberikan sejumlah pengakuan terkait warganya yang berlomba-lomba membeli mobil baru.

Gihanto membenarkan jika warganya mendadak menjadi miliarder.

Mereka mendapatkan sejumlah uang dari lahan garapan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak terbesar di Indonesia.

Gihanto menyebut, selain membeli 176 mobil baru warga juga membeli tanah dan membangun rumah.

Namun, jarang warga yang menggunakan uang dari hasil penjualan tanah itu untuk membuat usaha.

"Warga yang menggunakan uangnya untuk usaha sangat minim. Jadi jangan heran kalau di kampung sini cari warung makan aja susah," ujar Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto saat ditemui di Desa Sumurgeneng, Selasa (16/2/2021).

Baca juga: Mengenal Proyek Kilang Minyak di Tuban yang Bikin Warga Borong Mobil Baru

Gihanto mengatakan, uang membeli mobil dan tanah itu didapatkan warga dari hasil menjual lahan garapan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak terbesar di Indonesia.

Berita Rekomendasi

Ada 225 kepala keluarga di Desa Sumurgeneng yang menjual tanah garapan.

Uang pembebasan lahan yang diterima warga bervariasi, mulai dari Rp 28 juta. Namun, sebagian besar warga mendapat uang sebesar Rp 8 hingga 10 miliar.

Beberapa orang lainnya mendapat uang di atas Rp 20 miliar.

Adapun proyek yang membuat warga jadi miliarder itu merupakan pembangunan kilang minyak NGRR Pertamina.

Pembangunannya menelan dana 15 miliar dollar AS hingga 16 miliar dollar AS atau sekitar Rp 225 triliun.

Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2024 dengan luas mencapai 1.050 hektare. Rinciannya, 821 hektare lahan darat, dan sisanya lahan reklamasi laut.

Untuk kebutuhan lahan darat, tersebar di Desa Kaliuntu enam bidang, 562 bidang di Wadung, 566 bidang di Sumurgeneng, Perhutani satu bidang, dan di KLHK satu bidang.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas