Tidur Sambil Pegang HP yang Dicas, Santri Teriak Aku Kesetrum, Tewas saat Tiba di Puskesmas
Kejadian seorang anak tewas lantaran tersetrum arus listrik terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Kejadian seorang anak tewas lantaran tersetrum arus listrik terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Diketahui kobran merupakan seorang santri yang tengah belajar di sebuah pondok pesantren di Desa Mojowetan, Kecamatan Banjarejo.
Kejadian ini dibenarkan oleh Kapolres Blora, AKBP Wiraga Dimas Tama.
Ia mengatakan, korban berinisial MAG.
Baca juga: Cerita Jumiati Tewas Tersetrum Arus Tegangan Tinggi, Berawal Selamatkan Kambing Tersangkut Kawat
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (13/3/2021) sekitar pukul 10.05 WIB.
Saat itu, kata Wiraga, korban masuk ke dalam kamarnya kemudian mengecas HP dengan menancapkan charger pada stopkontak.
Korban pun tertidur sembari memegang HP.
"Lima menit kemudian, korban berteriak 'aku kesetrum'. Lalu ada temannya yang mendekat," kata Wiraga kepada Tribunjateng.com.
Mendapati korban kesetrum, sang teman mencabut charger dari stopkontak.
Dia berusaha menolong korban dengan cara membangunkan dan memberinya air minum.
Namun korban terengah-engah dan memuntahkan air minum tersebut.
"Kemudian korban pingsan, temannya itu meminta tolong kepada penghuni pondok lainnya," kata Wiraga.
Oleh sesama penghuni pesatren akhirnya korban dilarikan ke Puskesmas Banjarejo.
Baca juga: Cabut Charger HP Usai Mandi, Ibu Muda Tewas Tersetrum, Tinggalkan Bayi yang Baru Sehari Dilahirkan
Sesampainya di sana, nyawa korban tidak tertolong.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis Puskesmas Banjarejo oleh dokter Candra, terdapat luka bakar berbentuk garis sepanjang sentimeter dan pada tubuh korban."
"Lainnya tidak ditemukan adanya bekas luka yang merupakan tanda- tanda penganiayaan ," kata Wiraga.
Kini korban telah diserahkan kepada keluarga untuk prosesi pemakaman.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Seorang Santri di Blora Meninggal Tersengat Listrik Saat Mengecas HP
(Tribunjateng.com/Rifqi Gozali)