Hendak Kumpulkan Tugas, Seorang Pelajar SMP Malah Dipukul Gurunya, Korban juga Dibully Teman
Hendak mengumpulkan tugas, seorang pelajar SMP malah dipukul guru. Ia pun menangis mendapat perlakuan tersebut.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM- Hendak mengumpulkan tugas, seorang pelajar SMP malah dipukul guru.
Ia pun menangis mendapat perlakuan tersebut.
Korban juga dibully oleh rekan-rekannya.
Diduga telah terjadi kasus pemukulan yang dilakukan oknum guru kepada muridnya di salah satu SMP Negeri di kawasan Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Rabu (17/3/2021) kemarin.
Remaja ABG berinisial J, murid kelas VII sekolah SMP yang menjadi korbannya.
Saat wartawan Tribunsumsel.com meminta keterangan, korban J mengaku awal mula kejadian saat itu dirinya ingin mengumpulkan tugas di dalam ruangan guru.
Setelah itu, J bertanya ke oknum guru tersebut tempat mengumpulkan tugas.
Namun, oknum guru itu tanpa alasan langsung menarik baju muridnya dan memukulinya.
"Saat menarik baju, oknum guru itu juga ngomong kalau tidak mau ada siswanya terlihat bodoh.
Baca juga: Seorang Mahasiswa Diduga Dianiaya hingga Tewas saat Ikuti Diksar Mapala, 16 Orang jadi Tersangka
Baca juga: Gara-gara Ogah Kembalikan HP, Seorang Pria Nekat Pukul Wanita hingga Alami Lebam di Wajah
Baca juga: Kesal Dimarahi saat Mau Pinjam Lampu Bohlam, Pria Ini Bakar Musala di Dekat Rumah Pukul 3 Pagi
Kemudian saya juga mendapat tamparan di bahu dan saat membalikkan badan kembali terkena tamparan di bagian kepala," jelasnya melalui sambungan telepon, Kamis (18/3/2021) sore.
Mendapati perlakuan tersebut, ia bergegas keluar ruangan dan menangis karena takut seandainya mendapat tamparan lagi.
Diceritakannya, selama perjalanan pulang ke rumahnya dengan mengayuh sepeda ia tetap menangis.
"Saya juga mendapatkan bully-an dari teman di grup WhatsApp. Mereka mengolok 'Hayyu keno tabok' dan banyak lagi komentar lainnya," ucapnya dengan kejadian ini membuatnya malu untuk pergi ke sekolah.
Sementara itu, orangtua siswa tersebut mengatakan sangat kecewa atas perlakuan salah satu oknum guru karena sekolah untuk belajar bukan dipukul.