Guru Aniaya Murid yang Kumpulkan Tugas, Korban Sampai Ketakutan Ogah Sekolah, Kini Berdamai
Seorang guru lakukan penganiayaan terhadap muridnya. Korban pun sempat ketakutan dan enggan pergi sekolah.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM -- Seorang guru lakukan penganiayaan terhadap muridnya.
Korban pun sempat ketakutan dan enggan pergi sekolah.
Kini pelaku dan korban sudah berdamai.
Permasalahan yang terjadi antara seorang guru bernama TLH dan murid bernama J di SMP Negeri Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir telah diselesaikan secara damai.
Kasi Kurikulum SMP Dinas Pendidikan OKI, Drs. Marlian mengatakan kedua belah pihak sudah bertemu secara langsung dan sepakat untuk berdamai, Jum'at (19/3/2021) pagi.
"Tadi pagi pertemuan berlangsung di SMPN 1 Kayuagung dengan dihadiri orangtua murid, guru TL, kepala sekolah, dan pengurus sekolah yang ditindaklanjuti dengan membuat surat perjanjian damai," katanya saat ditemui di ruangannya.
Diterangkan Marlian, dalam pertemuan itu pihaknya juga telah memberikan teguran langsung dan pemberian peringatan agar guru TL tidak mengulangi hal demikian.
"Sedangkan J murid kelas VII yang sebelumnya enggan kembali bersekolah karena takut. Sudah menyatakan akan masuk sekolah seperti biasanya," jelasnya.
Dengan adanya peristiwa itu, maka ke depan dinas pendidikan akan lebih mengedepankam sosialisasi terhadap seluruh guru SMP.
Baca juga: Polres dan Kodim Manggarai Barat Dalami Dugaan Penganiayaan Warga oleh Oknum Aparat
Baca juga: Seorang Mahasiswa Diduga Dianiaya hingga Tewas saat Ikuti Diksar Mapala, 16 Orang jadi Tersangka
Baca juga: Pria di Bone Dianiaya Hingga Alami Luka Tebasan di Punggung dan Leher, Pemicunya Gara-gara Sapi
"Kami akan lebih meningkatkan sosialisasi terhadap kepala sekolah agar memahami batasan-batasan mengajar dan dalam sanksi pendidikan," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, awal peristiwa tersebut siswi bernama J bertanya ke oknum guru TL tersebut tempat mengumpulkan tugas. Namun guru itu tanpa alasan langsung menarik baju muridnya dan memukulinya.
"Saat menarik baju guru itu juga ngomong kalau tidak mau ada siswanya terlihat bodoh. Kemudian saya juga mendapat tamparan di bahu dan saat membalikkan badan kembali terkena tamparan di bagian kepala," jelasnya melalui sambungan telepon, Kamis (18/3/2021) sore.
Mendapati perlakuan tersebut, ia bergegas keluar ruangan dan menangis karena takut seandainya mendapat tamparan lagi.
Diceritakannya, selama perjalanan pulang ke rumahnya dengan mengayuh sepeda ia tetap menangis.
"Saya juga mendapatkan bully-an dari teman di grup WhatsApp. Mereka mengolok 'Hayyu keno tabok' dan banyak lagi komentar lainnya," ucapnya dengan kejadian ini membuatnya malu untuk pergi ke sekolah.
Berita lain kasus penganiayaan.
(Tribun Sumsel/Winando Davinchi)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Kasus Oknum Guru Pukuli Siswa yang Tanya Tempat Kumpul Tugas, Diselesaikan Secara Kekeluargaan