Cerita Pria Lumpuh yang Selamatkan Anak saat Ledakan Kilang Minyak Balongan: Langit Terlihat Ambles
Cerita dramatis datang dari seorang pria lumpuh bernama Teja Sutedja (48) saat ledakan ledakan Kilang Minyak Pertamina Balongan terjadi.
Editor: Miftah
Sampai sekitar pukul 08.00 WIB, hujan masih turun di wilayah Kabupaten Indramayu.
Seperti diberitakan sebelumnya, api tersebut pertama kali muncul pada Senin (29/3/2021) sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Api itu muncul seiring dengan meledaknya tangki T-301G di areal Kilang Balongan.
Sebelum Kilang Minyak Pertamina Balongan Meledak Warga Demo, Bau Gas Menyengat, 1 Orang Tewas
Seorang tewas dan puluhan lainnya terluka menyusul ledakan dahsyat di kompleks kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Senin (29/3), lepas tengah malam.
Ratusan orang dari lima desa di sekitar kilang terpaksa diungsikan. Jumlah korban masih dimungkinkan bertambah.
Semalam, hingga pukul 22.00, kobaran api masih terlihat dari jauh. Sekitar lokasi dipenuhi asap hitam. Baunya menyengat.
Sejumlah warga Balongan mengaku sempat mendengar dua kali ledakan sebelum api berkobar. Ledakan kedua lebih keras dari yang pertama. Getarannya bahkan dirasakan warga yang tinggal tiga kilometer dari lokasi. Dinding rumah warga retak-retak.
Nian, warga desa Sukaurip, Blok Wisma Jati, Kecamatan Balongan, mengaku sempat mencium bau gas yang sangat menyengat sebelum kilang minyak itu meledak. Saking kuatnya bau gas, kata Nian, ia bahkan terpaksa menggunakan empat lapis masker.
"Tapi masih tembus juga bau gas," kata Nian, kemarin.
Rumah Nian berada sekitar 500 meter dari lokasi kilang yang meledak.
"Kenceng sekali. Pertama itu seperti suara petir. Ledakan kedua langsung gede, disusul kobaran api," ujarnya sambil menunjuk ke arah area kilang.
Saking kerasnya ledakan, kata Nian, ia bahkan sampai tiarap di pelataran rumah, sebelum akhirnya dievakuasi dan diarahkan untuk mengungsi.
"Takut, tiga kali pipanya meledaknya," ujar pria paruh baya itu.
Tak hanya dirinya, warga di sekitar rumahnya juga berhamburan keluar rumah karena ketakutan. Sebagian berlarian ke arah akses jalan belakang desa tanpa menghiraukan barang yang tertinggal di rumah. Nilam dan kleluarganya juga melakukan hal serupa.