Seorang Paman Nekat Bunuh Keponakan Gara-gara Tak Terima Dimarahi Istri, Pelaku Tikam Pakai Pisau
Seorang paman nekat membunuh keponakannya. Pelaku awalnya tak terima dimarahi istrinya.
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM– Seorang paman nekat membunuh keponakannya.
Pelaku awalnya tak terima dimarahi istrinya.
Pelaku menikam korban menggunakan pisau.
Cekcok antara keluarga di Kecamatan Concong, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau berujung dengan tewasnya seorang remaja berinisial AL (14) karena tikaman senjata tajam (Sajam).
Korban dihabisi oleh pamannya sendiri berinisial E (35) yang melakukan tindak pidana penganiayaan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Tanpa ampun, AL yang tak lain merupakan anak dari saudara istri pelaku ditikam pada bagian bawah ketiak sebelah kanan.
Peristiwa tragis tersebut terjadi di rumah korban jalan Penunjang II, Dusun I Desa Panglima Raja, Kecamatan Concong, Kabupaten Inhil, Riau, Jum'at (2/4) malam.
Siapa yang menyangka jika peristiwa yang membuat heboh masyarakat setempat ini berawal dari sikap pelaku yang tidak diterima di marahi oleh istrinya yang juga merupakan saudari kandung dari ibu korban.
Tidak terima dimarahi sang istri yang saat itu sedang berada di luar daerah, pelaku yang kesal dan tidak terima akhirnya pergi mendatangai mertuanya, yaitu S (55).
Baca juga: Pembunuhan Berantai di Kulon Progo, Remaja Habisi 2 Wanita, Cekoki Minuman Bersoda dan Obat Flu
Baca juga: Seorang Pria Nekat Lompat dari Jembatan, Diduga Bunuh Diri, Korban Tenggelam karena Tak Bisa Renang
Baca juga: Seorang Ayah Nekat Rudapaksa Anaknya di Kebun Jagung, Korban Diancam Dibunuh jika Bercerita
Pelaku yang sudah di penuhi rasa emosi pun tidak terkendali lagi, pelaku datang ke rumah mertuanya yang tinggal bersama dengan korban dan ayah korban D (35).
Setelah mengetuk pintu rumah dan dibuka oleh D, tanpa basa basi pelaku langsung mendorong D sambil menunjuk mertua D yang tak lain adalah mertua pelaku juga.
Ternyata pelaku sudah membawa pisau sehingga D mencoba menenangkan dan menangkapnya, namun usaha D sia – sia karena pelaku yang berpostur lebih tegap dan besar dibandingkan D membuatnya tidak mampu menahan pelaku.
Pelaku merasa sakit hati dan menuduh mertuanya melaporkan hal yang tidak baik kepada istrinya, sambil menunjuk – nunjuk ke arah mertuanya, pelaku mengatakan “kenapa kamu tidak bisa mengajari anak kamu”.
Peristiwa berdarah pun terjadi, setelah terlepas dari pegangan D di saat yang bersamaan pula korban yang saat itu sedang tidur terbangun dan berlari keluar rumah.