Warganya Ditangkap Densus 88, Tiga Kepala Daerah Ini Beri Reaksi: Ada yang Senang Hingga Kaget
Densus 88 menangkap sejumlah terduga teroris dan melakukan sejumlah penggeledahan, Sultan hingga bupati berkomentar soal penindakan di wilayahnya.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Dalam kurun waktu satu hari pada Jumat (2/4/2021) Densus 88 Mabes Polri melakukan operasi penangkapan terduga teroris secara besar-besaran.
Catatan Tribunnews.com, ada tujuh terduga teroris yang ditangkap di wilayah DIY dan Jawa Tengah baik di Kabupaten Klaten maupun Kudus.
Sejumlah kepala daerah bereaksi atas penangkapan terduga teroris dan penggeledahan oleh Densus 88 Mabes Polri di wilayahnya.
Baca juga: Kapolri: Paskah 2021 Aman, 60 Terduga Teroris Ditangkap, Benda Mencurigakan di Gereja GPIB Efftha
Gubernur DIY Senang Ada Penangkapan Terduga Teroris di Yogya
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X angkat bicara mengenai maraknya tindakan penggeledahan terkait dugaan terorisme oleh Densus 88 Mabes Polri di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Raja Keraton Yogyakarta ini juga menganggap bahwa langkah yang ditempuh Densus 88 Mabes Polri dapat meredam aksi terorisme di wilayah ini.
"Saya dengan ditangkap itu malah senang, dalam arti kecenderungan untuk terjadi sesuatu yang menimpa Yogya berkurang. Kan begitu," terang Sri Sultan.
Baca juga: Reaksi Munarman Namanya Tertulis di Benda Mencurigakan di Depok dan Kesaksian Pedagang Buah Lontar
Hanya saja, hingga saat ini Sri Sultan belum mengetahui detail identitas individu yang terlibat aksi terorisme di wilayah yang dia pimpin.
Apakah pelaku teror itu merupakan warga lokal atau kah seorang pendatang yang menganggap DIY aman untuk dijadikan tempat persembunyian.
"Saya nggak tahu persis ya, itu (teroris) memang orang Yogya atau non Yogya tapi ndelik (bersembunyi), atau memang berdomisili di Yogya. Baik orang Yogya asli atau pendatang tapi memang saya belum tahu persis," papar Sri Sultan.
Minta Jaga Warga Dioptimalkan
Sri Sultan HB X meminta agar peran kelompok 'Jaga Warga' dioptimalkan.
Kelompok tersebut harapannya dapat melakukan pengawasan serta mencegah masuknya orang terindikasi teroris di kampung atau desa.
Untuk diketahui, Jaga Warga merupakan program yang diinisiasi Pemda DIY dalam rangka pengoptimalan peran, komunikasi warga, dan perangkat desa dalam rangka menjaga keamanan dan ketertiban di masing-masing wilayah.
Upaya itu termaktub dalam Peraturan Gubernur DIY No. 9 Tahun 2015 tentang Jaga Warga.
"Kami ada Pergub untuk Jaga Warga, mungkin per kelurahan ada 25 orang. Ya kalau untuk kerukunan warga mereka yang bertanggung jawab di bawah koordinasi pejabat setempat di level desa," jelas Sri Sultan HB X saat ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (5/4/2021).
Bupati Bantul Kaget Empat Rumah Warganya Digeledah Densus 88
Rumah empat warga di Kabupaten Bantul digeledah Densus 88 karena diduga menjadi bagian dari jaringan teroris.
Penggeledahan pertama dilakukan di rumah W (45) di RT 03 Padukuhan Widoro, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon, Jumat (02/04/2021).
Pada saat yang hampir bersamaan, rumah milik KB (40) di RT 02 Padukuhan Segoroyoso I, Kalurahan Segoroyoso, Kapanewon Pleret juga digeledah oleh Densus 88.
Hari berikutnya, Sabtu (03/04/2021), rumah DK (39) di RT 02 Padukuhan Jotawang, Kalurahan Bangunharjo, Kapanewon Sewon digeledah.
Terakhir pada Minggu (04/04/2021) rumah di RT 06 Padukuhan Jomboran, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak milik DS (38) digeledah Densus 88.
Bupati Bantul, Abdu Halim Muslih tidak menyangka ada warga Bantul yang masuk dalam jaringan teroris.
Ia pun kaget karena ada warganya yang harus ditangkap oleh Densus 88.
Menurut dia, masyarakat harus lebih waspada setelah adanya peristiwa penangkapan dan penggeledahan rumah warga Bantul oleh Densus 88.
"Saya terkejut dan tidak menduga ada warga Bantul yang terduga teroris. Ini kan membuat kita semakin waspada. Dan tentu saja untuk menyosialisasikan model keagamaan yang toleransi, dan mengedepankan kedamaian antar sesaa umat," katanya, Senin (05/04/2021).
Ia berharap warga Bantul tidak terprovokasi dan tidak terpengaruh pada pandangan radikal dan antitoleransi.
Sehingga Kabupaten Bantul menjadi kabupaten yang aman, damai, dan masyarakatnya guyup rukun.
"Islam itu mengajarkan toleransi. Sehingga kami secara persuasif akan menyosialisasikan toleransi antar umat beragama,"ujarnya.
Halim juga berpesan agar masyarakat lebih selektif dalam memberikan infaq.
Sebab jika tidak teliti, maka infaq bisa digunakan sebagai alat untuk pendanaan terorisme.
Seperti yang terjadi di Mantrijeron, Kota Yogyakarta, belum lama ini.
Menurut dia, infaq seharusnya digunakan untuk keiatan positif, seperti membangun masjid, membantu santunan yatim piatu, dan lain-lain.
Jika infaq digunakan untuk pendanaan terorisme, maka infaq tersebut tidak berkah.
"Kalau perlu cari tahu siapa penanggungjawabnya, uang digunakan untuk apa. Kalau niat baik harus pula disertai dengan tujuan yang baik,"tambahnya.
Bupati Klaten Sri Mulyani Minta Warga Saling Mengawasi
Bupati Klaten, Sri Mulyani, meminta pengurus rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) serta masing-masing keluarga agar selalu mengawasi keluarganya, terutama ketika kedatangan tamu orang yang belum dikenal.
Hal itu diminta Sri Mulyani setelah adanya tiga warga Kabupaten Klaten yang ditangkap oleh Tim Densus 88 Mabes Polri pada Jumat (2/4/2021).
"Untuk pencegahannya kita tingkatkan kewaspadaan mulai dari elemen paling bawah di tingkat RT, RW, tokoh masyarakat hingga perangkat dan kepala desa ikut mengawasi," ujarnya saat ditemui di SMPN 2 Klaten, Senin (5/4/2021).
Ia mengatakan, apabila ada sekelompok orang melaksanakan kegiatan tertutup atau warga yang kedatangan tamu yang mencurigakan, agar diminta untuk melapor ke RT dan RW terlebih dahulu.
"Kalau di lapangan terjadi kendala atau masalah, ya lapor kepada babinsa dan babinkamtibmas," lanjutnya.
Kemudian, Sri Mulyani mengajak warga Klaten untuk bersama-sama menumbuhkan rasa cinta terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mengamalkan nilai-nilai pancasila.
"Di tingkat pendidikan saya juga telah minta anak-anak untuk wawasan kebangsaannya kita perkuat lagi," tambanya.
Sebelumnya diberitakan, tiga warga Klaten ditangkap di tiga lokasi berbeda oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri, Jumat (2/4/2021).
Adapun, ketiga warga itu yakni, MR (41) di Desa Kemudo, S (51) warga Desa Bono, Kecamatan Tulung dan SH (49) warga Desa Cetan, Kecamatan Ceper. (tribun network/thf/TribunJogya.com)